MENIKMATI NOVEL
Pengertian
Novel merupakan karya prosa fiksi yang panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelakunya.
CONTOH
Sinopsis “Daun yang Jatuh Tak Pernah
Membenci Angin” – Tere Liye
Novel ini mengisahkan kehidupan kakak beradik Tania dan Dede yang harus putus sekolah dan menjadi pengamen karena keterbatasan ekonomi keluarga sepeninggal ayah mereka. Mereka berdua tinggal di rumah kardus dengan ibu mereka yang sakit-sakitan.
Kehidupan mereka berubah setelah bertemu dengan seorang pria bernama Danar. Danar adalah seorang karyawan yang juga penulis buku anak-anak. Danar begitu baik sehingga keluarga ini menganggapnya seperti malaikat. Tania sangat mengagumi Danar karena selain baik, dia juga punya wajah yang menawan.
Suatu ketika
Danar memberikan mereka rumah kontrakan sehingga Tania, Dede dan ibunya tidak
perlu lagi tinggal di rumah kardus. Tania dan Dede bisa kembali sekolah dan
ibunya berjualan kue. Mereka pun semakin dekat seperti keluarga. Suasana agak
berubah ketika Danar
membawa teman dekatnya yang bernama Ratna. Tania merasa cemburu, ia tidak suka
melihat kedekatan Danar dengan Ratna. Rasa tidak suka itu bukan sekedar
perasaan iri seorang adik tapi Tania kecil belum bisa menerjemahkan apa arti
perasaan itu.
Kebahagiaan
mereka berkurang saat ibu Tania meninggal. Berat sekali bagi Tania menerima
kenyataan bahwa kedua orang tuanya telah tiada dan sekarang ia yang harus
bertanggung jawab
menjaga adiknya. Untung saja ada Danar yang selalu berada di samping mereka.
Tania tumbuh menjadi gadis yang cantik dan pintar. Ia berhasil mendapatkan
beasiswa ke Singapura. Sederet prestasi berhasil ia raih dalam studinya. Semua
pengalaman hidup yang telah Tania alami menjadikannya lebih dewasa dari
gadis-gadis lain seumurannya. Perasaannya terhadap Danar juga semakin jelas.
Lambat laun Tania tahu, perasaan itu bernama cinta.
Tapi cinta Tania
terhadap danar tidaklah mudah. Bertahun-tahun mereka bersama dalam status kakak
adik, terlebih lagi mereka terpaut usia 14 tahun. Bagi ABG seperti Tania, jatuh
cinta kepada pria yang jauh lebih tua darinya cukup membuatnya pusing. Sisi
remajanya membuatnya ingin mengekspresikan perasaannya meskipun ia tidak tahu
apakah Danar memiliki perasaan yang sama dengannya atau tidak. Keadaan semakin
sulit saat Danar memutuskan untuk menikah dengan Ratna. Tania patah hati. Ia
memutuskan untuk tidak hadir dalam pernikahan mereka meskipun Danar dan Ratna
telah membujuknya.
Beberapa waktu
berselang, Tania tahu bahwa kehidupan rumah tangga Danar dan Ratna tidak
bahagia. Ratna bercerita kepada Tania bahwa Danar telah banyak berubah. Danar
menjadi pendiam dan seringkali tidak berada di rumah. Ratna tahu ada sesuatu
yang menghalangi mereka, ada seseorang di antara ia dan Danar tapi ia tidak
pernah tahu siapakah bayangan itu. Dari cerita Dede akhirnya Tania tahu bahwa
Danar juga mencintai Tania. Danar menuliskan perasaannya dalam novel “Cinta
Pohon Linden” yang tidak pernah selesai ia tulis. Perbedaan usia yang cukup
jauh membuat Danar merasa tidak pantas mencintai Tania. Tidak seharusnya ia
mencintai gadis kecil seperti Tania.
Ketika Tania dan Danar sama-sama tahu perasaan mereka masing-masing, semua sudah terlambat. Biar bagaimanapun Danar telah menikah dengan Ratna. Akhirnya Tania kembali ke Singapura dan memutuskan untuk meninggalkan semua cerita cintanya.
NILAI-NILAI DALAM KUTIPAN NOVEL
Nilai sosial :
Menolong orang dengan tidak memandang siapa yang di tolong karena menolong dengan ikhlas seperti dalam novel tokoh Danar yang menolong Tania dengan tidak memandang siapa Tania.
Fungsi moral :
Memberi pengetahuan kepada kita bahwa sesuatu yang terlihat sulit
nyatanya tidak sesulit yang kita lihat jika kita ingin bersungguh sungguh
mencapainya seperti dalam novel tokoh Tania yang pantang menyerah menjalani
hidupnya walau banyak rintangan yang menghalanginya.
Berat sekali bagi Tania menerima kenyataan bahwa kedua orang tuanya telah tiada dan sekarang ia yang harus bertanggung jawab menjaga adiknya. Untung saja ada Danar yang selalu berada di samping mereka. Tania tumbuh menjadi gadis yang cantik dan pintar. Ia berhasil mendapatkan beasiswa ke Singapura. Sederet prestasi berhasil ia raih dalam studinya.
Struktur dalam Novel
a. Abstraksi
Merupakan bagian ringkasan isi cerita yang biasanya bisa ditemukan pada bagian awal cerita
Tania dan Dede yang harus putus sekolah dan menjadi pengamen karena keterbatasan ekonomi berubah nasibnya setelah ketemu dengan Danar yang membatunya menggali potensi. Setelah kembali ke sekolah Tania berhasil dan sukses memperoleh beasiswa ke luar negeri. Seiring proses tersebut ternyata tumbuh rasa cinta antara Danar dan Tania.Walaupun karena kesadaran masing-masing akan keberadaan dirinya mereka ikhlas untuk tidak bersatu.
b. Pengenalan situasi cerita (exposition, orientasi)
Dalam bagian ini pengarang
memperkenalkan para tokoh,,menata adegan, dan hubungan antartokoh.
Novel ini mengisahkan kehidupan kakak beradik Tania dan Dede yang
harus putus sekolah dan menjadi pengamen karena keterbatasan ekonomi keluarga
sepeninggal ayah mereka. Mereka berdua tinggal di rumah kardus dengan ibu
mereka yang sakit-sakitan.
Kehidupan mereka berubah setelah bertemu dengan seorang pria bernama Danar. Danar adalah seorang karyawan yang juga penulis buku anak-anak. Danar begitu baik sehingga keluarga ini menganggapnya seperti malaikat Tania dan Dede adiknya serta ibunya adalah penghuni rumah kardus yang yang mempertahankan hidupnya dengan mengamen.
c. Komplikasi, merupakan urutan kejadian yang dihubungkan oleh sebab-akibat, di mana setiap peristiwa terjadi karena adanya sebab dan mengakibatkan munculnya peristiwa lain. Suasana agak berubah ketika danar membawa teman dekatnya yang bernama Ratna. Tania merasa cemburu, ia tidak suka melihat kedekatan Danar dengan Ratna. Rasa tidak suka itu bukan sekedar perasaan iri seorang adik tapi Tania kecil belum bisa menerjemahkan apa arti perasaan itu. Kebahagiaan mereka berkurang saat ibu Tania meninggal. Berat sekali bagi Tania menerima kenyataan bahwa kedua orang tuanya telah tiada dan sekarang ia yang harus bertanggung jawan menjaga adiknya. Untung saja ada Danar yang selalu berada di samping mereka. Tania tumbuh menjadi gadis yang cantik dan pintar. Ia berhasil mendapatkan beasiswa ke Singapura. Sederet prestasi berhasil ia raih dalam studinya. Ketenangan Tania berubah dengan masuknya ratna dalam kehidupan mereka, Apalagi,Ibunya meninggal, beban batin Tania berat karena ia merasa tangungJawab dengan adiknya ditambah rasa cintanya kepada Danar yang harus dia simpan sendiri.
d. Evaluasi, merupakan bagian
di mana konflik yang terjadi pada tahap komplikasi terarah menuju satu titik
tertentu.
Tapi cinta Tania terhadap danar tidaklah mudah. Bertahun-tahun mereka bersama dalam status kakak adik, terlebih lagi mereka terpaut usia 14 tahun. Bagi ABG seperti Tania, jatuh cinta kepada pria yang jauh lebih tua darinya cukup membuatnya pusing. Sisi remajanya membuatnya ingin mengekspresikan perasaannya meskipun ia tidak tahu apakah Danar memiliki perasaan yang sama dengannya atau tidak. Keadaan semakin sulit saat Danar memutuskan untuk menikah dengan Ratna. Tania patah hati. Tania makin tepuruk terjebak dalam perasaannya, sangat berat menanggung beban batin antara cinta ke kakak dan cinta ke lawan jenis. Penderitaan Tania di titik teratas saat mengetahui Danar dan Ratna mau menikah.
e. Resolusi
merupakan bagian yang memunculkan solusi atas konflik yang
terjadi
Dari cerita Dede akhirnya Tania tahu bahwa Danar juga mencintai Tania. Danar menuliskan perasaannya dalam novel “Cinta Pohon Linden” yang tidak pernah selesai ia tulis. Perbedaan usia yang cukup jauh membuat Danar merasa tidak pantas mencintai Tania. Tidak seharusnya ia mencintai gadis kecil seperti Tania akhirnya tahu bahwa Danar juga mencintainya, itulah mengapa rumah tanggaDanar tidak bahagia. Namun keduanya sama-sama memendam perasaan tersebut dengan menjalani kehidupan yang kurang sempurna
f. Koda
Merupakan bagian akhir atau penutup
cerita.
Ketika Tania dan Danar sama-sama tahu perasaan mereka masing-masing, semua sudah terlambat. Biar bagaimanapun Danar telah menikah dengan Ratna. Akhirnya Tania kembali ke Singapura dan memutuskan untuk meninggalkan semua cerita cinta Tania dan Danar ikhlas menjalani hidupnya walaupun harus terpisah, ibarat daun jatuh yang tidak pernah menyalahkan angin.
Struktur Novel
a. Banyak menggunakan kalimat bermakna
lampau.
“Hari itu Senin.
Seminggu sebelum usiaku tepat tiga belas tahun. Adikku delapan tahun. Dan dia
27. Aku tidak percaya angaka tiga belas membawa sial, takdir, sore itu Ibuku
meninggal. Pergi selama-lamanya dari kami” (Hal. 61)
“siang itu dia mengajak teman wanitanya. Namanya Ratna. Aku memanggilnya “Kak Ratna”, karena teman wanitanya tersebut memnintanya demikian, “Panggil saka Kak Ratna ya, Tania!” (Hal. 39)
b. Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis, temporal).Contoh: sejak saat itu, setelah itu, mula‑mula, kemudian.
“Aku tak tahu apa
maksudnya. Karena sekejap kemudian Ibu sudah jatuh
tertidur” (Hal.60-61)
Ibu tekun dalam menjaani kehidupannya, “Seminggu kemudian Ibu mulai bekerja, menjadi tukang cuci di salah satu laundry mahasiswa” (Hal 34-35)
c. Banyak menggunakan kata
kerja yang menggambarkan sesuatu tindakan (kata kerja material)
Ibu adalah sosok seorang Ibu yang perhatian kepada
anaknya. Ibu selalu memberikan perhatian dan nasihat kepada Dede dan
Tania. “Ibu sibuk mengingatkanku untuk beranjak tidur. Aku menjawabnya singakat
belum mengantuk. Setengah jam sekali Ibu menyuruh tidur” (Hal. 34)
Adi adalah sosok seorang pria yang pantang sabar untuk mendekati Tania, meski Tania bersikap dingin terhadapnya. Sabar untuk menunggu Tania bisa membuka hatinya untuk Adi. “Adi juga bersabar untuk tidak terlalu melangkah jauh. Bersabar menunggu. Bersabar dengan semua proses” (Hal. 186)
d. Banyak menggunakan kata
kerja yang menunjukkan kalimat tak langsung sebagai cara
menceritakan tuturan seorang tokoh oleh pengarang. Contoh: mengatakan
bahwa, menceritakan tentang, mengungkapkan, menanyakan, menyatakan,
menuturkan
Ibu mengatakan tentang beberapa hal kepada Tania
dan Dede pada waktu pagi selesai subuh, (Hal. 27)
Tak hanya itu, Ratna perhatian kepada Tania menanyakan bagaimana sekolah Tania, akan diteruskan kemana dan akan siap selalu membantu, mengurus, dan sampai ingin mengantarkan Tania ke sekolah yang dituju. “Kalau begitu, biar besok saja aku yan.g mengantarnya…. Daftar di SMP dekat SD-nya Dede saja, kan?” Kak Ratna menawarkan diri” (Hal. 68)
e. Banyak menggunakan
kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh
tokoh (kata kerja mental)
Contoh: merasakan,
menginginkan, mengharapkan, mendambakan, mengatakan,menganggap
“Dia menggenggam jemariku. Mantap. Sebelah kiri memegang bahu
Dede. Dia menatapku dengan pandangan itu. Dia tersenyum hangat menenangkan”
(Hal. 19)
Danar adalah sosok seorang pria yang sopan, Danar selalu mencium tangan Ibu ketika berpamitan pulang atau pun ketika dia bertemu. Danar sangat menghormati Ibu. “dia selalu mencium tangan Ibu. Amat hormat pada Ibu” (Hal. 36)
f. Menggunakan banyak dialog. Hal ini
ditunjukkan oleh tanda petik ganda (“….”) dan
kata kerja yang
menunjukkan tuturan langsung.
Dia membawa sekotak donat. Dan Dede lebih banyak berceloteh serta
memainkan donat tersebut dibandingkan memakannya. “Oom…. Kenapa donat tengahnya
bolong?”(Hal. 36-37)
Dan ketika Danar memberitahu kepada Ibu bahwa Tania bisa sekolah di luar
Negeri Ibu amat sangat rendah hati, seperti dalam kutipan berikut ini: “Nak
Danar, rasanya Ibu sulit membayangkan Tania bisa bersekolah di sana. Di luar
negeri. Bersekolah lagi saja sudah syukur” (Hal. 66)
g. Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language) untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana
Miranti yang dulu membantu Ibu membesarkan usaha kue. Aku tersenyum
senang. Ibu juga pasti senang mendengar kabar ini di surge (Hal. 99)
“Buat apa? Sudah jelas kan, dia akan menikah dengan cewek artis itu? Apa
lagi yang hendak
kautanyakan ke dia? Perasaannya sudah sejelas bintang di langit, Tania.
Clear! Aduh, kamu
kenapa jadi kekanak-kakanakan seperti ini sih?” (Hal. 133)
Gaya bahasa
Gaya bahasa adalah penggunaan atau pemilihan kata yang digunakan dalam penulisan teks novel “Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin” adalah gaya bahasa : personifikasi, allegori,hiperbola,metafora
a. Personifikasi
Hujan deras turun membungkus kota ini (Hal. 13)
Aku berteman dengan lorong-lorong kantor yang kosong di malam hari.
(Hal. 203)
Daun yang jatuh tak pernah membenci angin. (Hal. 154)
Dia datang begitu saja. Menelusuk hatiku. Tumbuh pelan-pelan seperti
lecambah disiram hujan. (Hal. 154)
Aku akan terbang seperti sehelai daun. (Hal. 157)
Menuju tempat rumah kardus kami dulu berdiri kokoh dihajar hujan deras,
ditimpa terik matahari. (Hal. 231)
b. Alegori
Isinya jauh api dari panggang. (Hal. 162)
Seperti bumi yang merekah. (Hal. 190)
c. Hiperbola
Demi membaca e-mail berdarah-darah itu, esoknya aku
memutuskan segera pulang ke Jakarta. (Hal. 230)
d. Metafora
Bagian tajamnya menghadap ke atas begitu saja, dan tanpa ampun
menghunjam kakiku yang sehelai pun tak beralas saat melewatinya. (Hal. 22)
Semua perasaan ini kembali bagai seribu anak panah yang menghujam. (Hal. 252)
Menginterprestasi pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel yang dibaca.
Bacalah kutipan berikut!
Pada saat graduation day hari kelulusan Tania, tiba-tiba Danar datang
dan menyaksikan kelulusan Tania yang dicintainya. Namun Danar tidak sendiri,
dia datang bersama Ratna, pacarnya. Kemudian Danar dan Ratna memberitahukan
kepada Tania bahwa mereka memutuskan untuk menikah tiga bulan lagi.
Setelah mendengar kabar yang sangat menyesakkan itu Tania tidak akan
pulang, tidak akan datang ke acara pernikahan Danar dan Ratna. Bagaimana bisa
Tania menyaksikan seseorang yang sangat dicintainya mengucapkan ijab qobul
untuk wanita lain? Meski Dede, Danar, dan Ratna selalu membujuk Tania untuk
pulang meski hanya sehari saja, Tania tetap tidak akan merubah keputusannya.
Tania tidk akan pulang, tepatnya Tania tidak mau menghadiri pernikahan itu.
Danar berusaha keras membujuk Tania untuk pulang sampai terdengar
suaranya parau sperti menahan tangis. Sepanjang telpon itu Tania pun sama
mendesis menahan tangis, menahan rasa yang tak tertahankan.
Pada hari itu, pernikahan pun berlangsung seperti biasanya penikahan.
Meski tanpa kehadiran Tania. Namun ada yang ganjil pada perilaku Danar yang
bahkan sangat membuat Dede tak mengerti dengannya.
Dan beberapa bulan kemudian tiba-tiba Ratna menceritakan kalutnya
dalam rumah tangga mereka kepada Tania melalaui e-mail, Tania benar-benar
terkejut atas pengakuan Ratna dan Tania pun bingung entah apa yang harus dia
lakukan. Tania benar-benar tidak mengerti kenapa pria sebijaksana dan yang
mempunyai hati malaikat bisa melakukan seperti itu, membuat istrinya menangis,
selalu pulang larut malam, dan berperilaku tidak selayaknya kepada soerang
istri, Ratna. Dan Rtana akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah orangtuanya
membiarkan Danar sendirian untuk sementara. Semua e-mail yang Ratna kirimkan
kepada Tania, semuanya terasa begitu menyesakkan bagi Tania. Timbul beberapa
pertanyaan, mengapa, mengapa, dan mengapa? Kemudian Tania memutuskan untuk
pulang membantu rumah tangga kakak yang dulu pernah dicintainya, Danar. Setidaknya
Tania mengetahui apa yang terjadi pada rumah tangga kakaknya, malaikat yang
telah merubah kehidupannya, yang selalu menjanjikan masa depan yang lebih baik.
Akhirnya Tania pun begegas untuk segera menemui Danar di tempat
rumah kardusnya dulu, dan menemukan Danar terpekur di bawah pohon linden. Dan
mereka pun saling mengungkapkan perasaannya, namun yang lebih tepat Tanialah
yang mengutarakan semua tentang perasaan mereka. Semuanya benar-benar di luar
kendali, Tania menangis mendesah tak tertahankan sedangkan Danar hanya diam dan
mengelak. Nada bicara Tania pun semakin menjadi, setelah sekian lama ia
memendam rasa yang menguap di dasar hati kini Tania mengungkapkannya tepat di
depan rumah kardus tempat dulu ia miskin merasakan getirnya kehidupan, di bawah
pohon linden saksi atas semua saksi. Bertanya, dan mengungkapkan, dan meminta
pertanggung jawaban atas semua hati yang bersemai di dalam hatinya, perasaan
yang terpendam tak bisa saling memiliki, perasaan yang membuat kalut semua
kehidupan, perasaan yang membutnya seperti sehelai daun yang luruh ke
bumi,sehelai daun yang takkan pernah membenci angin meski terenggut dari
tangkai
pohonnya.
Tetapi mengapa kau tak pernah mengakuinya? Mengapa? Saat sweet
seventeen, liontin itu mengatakan segalanya. Apakah kau terlanjur mengganggapku
seperti adik? Atau kau membenci dirimu sendiri karena mencintaiku?”
Pada saat itu lah Tania konflik itu meninggi, Tania memaparkan semua
tentang perhatian, kasih sayang, hadiah liontin, novel karangan Danar, yang
semuanya terlihat bahwa Danar pun mencintai Tania. Lagi, Danar hanya diam.
Membuat keadaan semakin keruh.
Ketika Tania tahu bahwa Ratna kini sedang hamil empat bulan, dan
memberitahukannya kepada Danar. Dan Tania pun berbesar hati untuk menerima
semua itu, Ratna dan bayi yang dikandungnya pasti lebih membutuhkan Danar. Dan
Tania pun memutuskan untuk kembali lagi ke Singapura, mencoba menemukan
kehidupan yang lebih baik lagi sesuai nasihat sahabat tebaiknya Anne.
Meninggalkan Dede sendiri, meninggalkan pusara Ibu, meninggalkan Ratna dan
bayinya, juga meninggalkan Danar. Dan Tania tidak akan pernah kembali lagi ke
Indonesia.
“esok lusa mungkin aku akan menemukan pilihan rasional seperti yang pernah dikatkan Anne. Yang pasti itu bukan Jhony Chan. Aku tak akan penah kembali lagi. Maafkan aku, Ibu. Aku tak sempat mampir di pusaramu. Ibu memang tahu segalanya”
Menganalisis isi dan kebahasaan novel
Isi novel “Daun Jatuh Tak Pernah Membenci Angin”
A. Tema
Tema adalah gagasan yang menjalin struktur isi cerita.Tema suatu cerita
menyangkut
segala persoalan, baik itu berupa masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih
sayang,
kecemburuan, dan sebagainya. Untuk mengetahui tema suatu cerita, diperlukan apresiasi menyeluruh terhadap berbagai unsur karangan itu.
Perhatikan kutipan berikut :
Dia bertanya lemah pada Dede, ‘Perasaan apa?’ Dede menunduk saat mengatakan itu, ‘Taukah Oom bahwa Kak Tania suka Oo Danar?’ Oom Danar diam sekali…. Dede berkata lirih kepadanya, ‘Kak Tania tidak pulang besok karena dia benci pernikahan besok.’. “Dia tetap diam”. “Dede bertanya lagi padanya, ‘Apakah Oom Danar menyukai Kak Tania?’. “Dia tetap diam.” “Dede bertanya untuk terakhir kalinya.’Apakah Oom Danar mencintai Tante Ratna?’ Dia juga diam” (Hal. 249)
Dalam kutipan itu pun terlihat jelas bahwa Danar mencintai Tania,
kenapa? Karena jika Danar tidak mencintai Tania, Danar akan menjawab pertanyaan
terakhir dari Dede, namun Danar hanya diam. Dan itu bisa berarti bahwa Danar
sedang merasakan kekalutan hati, dia mencintai Tania anak kecil yang berkepang
dua yang dia tolong dari jalanan.
Namun perasaan keduanya tak pernah terungkapkan, mereka tak bias saling memiliki. Perasaan yang sangat menyakitkan, mampu merubah paradox kehidupan, membuat semuanya menjadi kacau balau. Meski seperti itu, Tania dan Danar tetap menjalankan kehidupan mereka tidak pernah membenci angin, membenci perasaan yang tumbuh pada hati mereka.
B. Amanat
Amanat merupakan ajaran atau pesan yang hendak disampaikan pengarang. Amanat
dalam novel umumnya bersifat tersirat; disembunyikan pengarangnya di balik peristiwa -peristiwa yang membentuk isi cerita. Kehadiran amanat, pada umumnya tidak bisa lepas dari tema cerita.
Perhatikan kutipan berikut :
Ketika Tania tahu bahwa Ratna kini sedang hamil empat bulan, dan
memberitahukannya kepada Danar. Dan Tania pun berbesar hati untuk menerima
semua itu, Ratna dan bayi yang dikandungnya pasti lebih membutuhkan Danar. Dan
Tania pun memutuskan untuk kembali lagi ke Singapura, mencoba menemukan
kehidupan yang lebih baik lagi sesuai nasihat sahabat tebaiknya Anne.
Meninggalkan Dede sendiri, meninggalkan pusara Ibu, meninggalkan Ratna dan
bayinya, juga meninggalkan Danar. Dan Tania tidak akan pernah kembali lagi ke
Indonesia.“esok lusa mungkin aku akan menemukan pilihan rasional seperti yang
pernah dikatkan Anne. Yang pasti itubukan Jhony Chan. Aku tak akan penah
kembali lagi. Maafkan aku, Ibu. Aku tak sempat mampirdi pusaramu. Ibu memang
tahu segalanya” (Hal. 256)
Amanat pada kutipan di atas adalah keikhlasan menerima takdir tanpa menyalahkan keadaan,tetapmenjalani kehidupan walaupun ada sisi yang kurang lengkap karena cinta yang kandas.
C. Penokohan
1) Tania
Tania termasuk ke dalam tokoh bulat, karena Tania mempunyai watak dan tingkah laku yang bermacam-macam dan sulit untuk ditebak juga memberikan perangai yang mengejutkan.
Rajin
Tania mempunyai perilaku yang rajin. Tania selalu rajin membantu ibunya
dalam mencari uang, meski lelah juga ngantuk Tania tetap mengamen di bus hanya
untuk mendapatkan beberapa recehan.
“Aku dan Dede harus kembali “bekerja”, meskipun dengan kaki pincang”
(Hal.24)
“lantas dengan penerangan lampu teplok yang kerlap-kerlip ditiup angin, aku belajar. Belajar hingga larut malam” (Hal. 33)
Pintar
Tania sangat pintar, dia bisa mengejar ketertinggalannya sekolah selama
tiga tahun. Karena kepintarannya itulah guru-guru memutuskan Tania untuk
menaikkan Tania loncat satu tahun.
“saat kenaikan kelas, guru-guru di sekolah memutuskan untuk langsung
menaikkanku ke kelas enam. Loncat setahun. Kata mereka, aku “terlalu
pintar”” (Hal. 43)
“Aku lulus urutan kedua dari seluruh siswa di sekolah. Nomor satu untuk dua puluh dua penerima ASEAN Scholarship seluruh Negara. Hasil yang hamper sempurna. Janji yang selalu kupegang. Aku akan belajar sebaik mungkin” (Hal. 77)
Tegar
Tania adalah sosok seseorang yang tegar, ketika Ibu yang sangat berarti
baginya, Tania tetap tegar menghadapinya meski hati berat sekali menerima
kenyataan. Tania tetp tegar melanjutkan kehidupan tanpa sosok seorang Ibu yang
amat dicintainya, Tania tahu bahwa takdir Tuhan pasti lebih indah.
Tania pun tegar dalam memendam semua perasaan yang tak pernah terungkapkan. “bagian inilah yang tak pernah aku diskusikan di internet. Perasaanku. Maka selama tiga thaun itu, aku memendam semuanya dalam-dalam” (Hal.78)
Egois dan keras kepala
Tania pun mempunyai watak yang egois dan keras kepala, dia bersikap
keras bahwa dia tidak akan pulang untuk menghadiri acara pernikahan Danar dan
Ratna, Tania hanya memikirkan perasaannya sendiri yang tidak mau menerima
kenyataan pahit itu tanpa memperdulikan perasaan Danar yang amat dicintainya
itu begitu terluka atas ketidakpulangan Tania, dan Tania pun tidak mbagaimana
perasaan Ratna yang amat baik terhadapnya yang telah menganggapnya seorang
adik, yang pernah membantunya dalam segala hal terutama ketika kepergian ibu
Ratna ada untuk membantu dan menemaninya, namun Tania egois hanya memikirkan
perasaannya sendiri yang akan membuat dirinya sendiri dihantui rasa bersalah.
Tania memanfaatkan kehadiran Adi tanpa memikirkan perasaannya: “Adi yang tahu aku akan pulang ke Jakarta, memutuskan ikut pulang bersama. Aku happy-happy saja ditemani pulang. Aku bahkan sengaja membawa lebih banyak koper saat tahu Adi akan ikut” Hal. 186)
Konsisten dan mempunyai prinsip
Tania konsisten dan mempunyai prinsip terhadap perasaannya, bahwa Tania hanya akan mencintai Danar meski banyak lelaki yang mencoba untuk mendekatinya.
Ramah
Tania adalah sosok seorang perempuan yang ramah, banyak orang yang menyukainya dan membanggakannya.
Pecemburu
Tania adalah sosok seorang perempuan yang pecemburu, Tania cemburu kepada Ratna yang selalu dekat-dekat dengan Danar dan mengambil alih semua posisi Tania.
2) Danar (dia/seseorang)
Danar termasuk ke dalam tokoh bulat, karena Danar mempunyai watak dan perilaku yang sulit untuk ditebak. Yang awalnya Danar adalah sosok seorang yang mempunyai prinsip kuat, bijaksana, berwibawa, menyenangkan, dan tidak akan membuat siapa pun menangis, tiba-tiba dikarenakan konflik tentang perasaannnya kepada Tania yang tak pernah diungkapkannya dan terlanjur menikah dengan Ratna wanita yang sama sekali tidak dicintainya itu tiba-tiba Danar menjadi berubah, menjadi bersikap dingin terhadap Ratna, selalu pulang larut malam, wajah yang menyenangkannya pun perlahan memudar.
Baik dan ringan tangan
Danar adalah sosok seorang yang mempunyai hati bagai malaikat, Danar sangat baik. Dia ringan tangan selalu menolong orang lain, contohnya saja dia membantu Tania yang tertusuk paku, membantu mengobatinya, memberikan uang, meski Danar tidak mengenalinya.
“Dia beranjak dari duduknya, mendekat. Jongkok di hadapanku.
Mengeluarkan saputangan dari saku celana. Meraih kaki kecilku yang kotor dan
hitam bekas jalanan. Hati-hati membersihkannya dengan ujung saputangan.
Kemudian membungkusnya perlahan-lahan” (Hal. 24)
Keesokan harinya Danar memberi sepasang sepatu untuk Dede dan Tania, sungguh Danar sangat baik dan ringan tangan. “Dia mengeluarkan dua kotak. Melambaikan tangan meminta kami mendekat. Aku dan Dede melangkah ke arahnya, berdiri di depan kursinya, urung memulai pertunjukan kencerengan tutup botol. Dede malah memasukan “alat music” ke saku celana. Lagi-lagi menguap. Kotak itu ternyata berisi dua pasang sepatu baru. “Pakailah!” (Hal. 25)
Tegar
Danar adalah sosok seorang pria yang tegar, dia mampu tegar menghadapi perihnya kehidupan dalam kesendirian. Sejak dari bayi Danar yatim-piatu, Danar tak mengetahui siapa kedua orangtuanya, namun Danar tetap tegar menjalani kehidupannya yang amat menyesakkan itu. Danar berjuang sendiri untuk bertahan hidup tanpa bantuan orang lain, merasakan perihnya sekolah sambil bekerja. Merasakan kehidupan yang buruk sama seperti yang dialami Tania selama tiga tahun itu, Danar tetap tegar menghadapinya. Karena hidup harus tetap berjalan meski sendiri.
Bertanggung jawab
Danar seorang pria yang betanggung jawab, ketika Ibu meninggal dunia Danar pun bertanggung jawab mengurusi Tania dan Dede, menyekolahkan Tania dan Dede, mengajarkan Tania dan Dede tentang segala hal, menjanjikan masa depan yang lebih baik.
Ramah
Danar adalah sosok seoang pria yang teramat ramah, dia selalu menyapa dan bersikap ramah terhadap siapa pun, sehingga banyak orang yang menyukainya dan membanggakannya.
Sopan
Danar adalah sosok seorang pria yang sopan, Danar selalu mencium tangan Ibu ketika berpamitan pulang atau pun ketika dia bertemu. Danar sangat menghormati Ibu. “dia selalu mencium tangan Ibu. Amat hormat pada Ibu” (Hal. 36)
D. Latar
Latar atau setting meliputi tempat, waktu, dan budaya yang digunakan dalam suatu cerita. Latar dalam suatu cerita bisa bersifat faktual atau bisa pula imajiner. Latarberfungsi untuk memperkuat atau mempertegas keyakinan pembaca terhadap jalannyasuatu cerita. Dengan demikian apabila pembaca sudah menerima latar itu sebagai sesuatuyang benar adanya, maka cenderung dia pun akan lebih siap dalam menerima pelaku ataupun kejadian-kejadian yang berada dalam latar itu
a. Tempat
- Toko buku dilantai dua
Latar tempat yang berada dalam novel ini tempatnya di Toko buku dilantai dua, tempat yang paling Tania sukai, tempat yang Tania ketahui dari malaikatnya Danar, tempat yang menjadi saksi atas semua ceritanya.
“Dua minggu kemudian, kami pergi ke toko buku ini. Toko buku terbesar di
kota kami” (Hal. 29)
“Aku menghela napas panjang. Lima menit hanya berdiri terdiam di sini. Di lantai dua toko buku terbesar di kota kami” (Hal. 65)
- Rumah kardus
Latar tempat yang berada dalam novel ini tempatnya di Rumah kardus, tempat yang di mana selama tiga tahun menjadi saksi bisu atas kepiluan Tania, Dede, dan Ibu, seperti dalam kutipan-kutipan berikut ini:
“Dia tertawa kecil saat melihatku dan Dede sudah berdiri rapi menunggu
di depan rumah kardus kami” (Hal. 18)
“Dede masih sibuk mematut sepatunya di depan kami. Berlari ke sana kemari. Ibu sibuk meneriakinya kalau tidak, rumah kardus kami bisa roboh” (Hal. 26-27)
- Kontrakkan
Latar tempat yang berada dalam novel ini ada latar tempat rumah kontrakkan, rumah kontrakan Tania, Ibu, dan Dede.
“Karena itu, sebulan kemudian Ibu memutuskan pindah mengontrak di sebuah kamar sederhana” (Hal. 35)
Latar tempat yang ada dalam novel ini ada latar tempat di sebuah pusara/pekuburan, yakni ketika Ibu meninggal semuanya berada di sana.
“Hening di pekuburan” (Hal. 64)
- Singapura
Latar tempat yang berada dalam novel ini ada latar tempat di Singapura, yaitu ketika Tania meneruskan sekolahnya.
“Ribuan larik cahaya kota Singapura cantik menimpa jalanan” (Hal. 203)
- Dufan
Latar tempat yang berada dalam novel ini ada latar tempat di Dufan, ketika Tania, Danar, Dede, Ibu, dan juga Ratna berlibur ke Dufan.
“Kak Ratna bertanya sambil tersenyum, waktu kami makan malam bersama di
salah satu kedai makanan yang banyak tersedia di Dufan” (Hal. 42)
“Minggu depan, selepas kelas mendongeng yang selelsai lebih cepat daripada biasanya, aku, Ibu, dan adikku pergi ke Dunia Fantasi” (Hal. 39)
- China Town
Latar tempat yang berada dalam novel ini ada latar tempat di China Town, yaitu ketika Tania, Danar, dan Ratna makan malam di tempat itu.
“Saat makan malam di China Town…” (Hal. 130)
- Bandara Changi
Latar tempat yang berada dalam novel ini ada latar tempat di Bandara Changi, yaitu ketika Tania mengantar Danar dan Dede pulang ke Jakarta, dan ketika Danar dan Dede menjemput Tania ketika liburan.
b. Waktu
- Pagi hari
Latar waktu dalam novel ini ada pada waktu pagi. Pada waktu pagi ketika
Ibu mengganti perban kaki Tania yang tertusuk paku, “Besok pagi-pagi Ibu
mengganti perban itu dengan lap dapur, saputangan itu dicuci” (Hal. 24)
Ibu mengatakan sesuatu hal kepada Tania dan Dede pada waktu pagi, “Esok pagi selesai subuh, Ibu mengatakan beberapa hal kepadaku dan Dede” (Hal. 27)
Ibu tak sadarkan diri pada waktu pagi hari, “Pagi itu Ibu tiba-tiba tak asadarkan diri” (Hal. 54)
c. Suasana
- Sedih
Suasana dalam novel ini menyedihkan, Tania dan Dede terpaksa putus sekolah karena tidak ada biaya, dan mereka pun terpaksa harus mengamen mencari uang recehan setidaknya mengurangi beban Ibu meski hanya sedikit. Suasana menyedihkan itu begitu terasa sekali, Tania, Dede, dan Ibu mengalami kemiskinan selama tiga tahun itu, semuanya terasa menyesakkan.
“Dulu aku hanya berjalan di sepanjang jalan menatap iri anak-anak yang ada di restoran tersebut…” (Hal. 29)
Dan suasana sedih itu muncul ketika Tania dan Danar tak mampu mengungkapkan perasaannya masing-masing, hanya memendamnya. Bagai duri yang menelusuk hati.
“Dede menatapku semakin sedih. Aku bingung dengan semua ini. Tadi aku memang memaksanya untuk menceritakan semua hal…” (Hal. 240)
- Senang
Suasana dalam novel ini ada yang menyenangkan, yaitu ketika Tania, Dede, dan Ibu diberi bantuan oleh Danar. Danar menyekolahkan Tania dan Dede, memberikan uang kepada Ibu untuk biaya hidup mereka dan modal untuk usaha kue Ibu. “Esok pagi selepas subu, Ibu mengatakan beberapa hal kepadaku dan Dede.
“Usaha kue itu maju sekali. Beberapa bulan kemudian Ibu harus mengajak dua anak teteangga untuk membantu di hari-hari tertentu. Pokoknya aku belum pernah melihat Ibu sesibuk ini. Tentu saja semua modal usaha kue itu dari dia…” (Hal. 46)
- Mengharukan
Suasana dalam novel ini ada yang mengahrukan, yaitu suasana mengharuskan itu muncul ketika Ibu mengetahui bahwa Danar akan menyekolahkan Tania dan Dede dan Danar yang akan membiayainya, Ibu sungguh terharu. Tidak menyangka.
“Ibu tersenggal haru saat mengatakan itu. Bahkan menangis. Mendekap kami
erat” (Hal. 27)
“Oom Danar…,” Ibu berkata pelan sambil menyeka sudut matanya. Tersenyum” (Hal. 27)
No comments:
Post a Comment