Tuesday, November 17, 2020

BAB 4 MENIKMATI NOVEL ( NOVEMBER 2020)

 

MENIKMATI NOVEL

Pengertian

Novel merupakan karya prosa fiksi yang panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelakunya.

CONTOH

Sinopsis “Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin” – Tere Liye

Sumber: https://1.bp.blogspot.com/-

Novel ini mengisahkan kehidupan kakak beradik Tania dan Dede yang harus putus sekolah dan menjadi pengamen karena keterbatasan ekonomi keluarga sepeninggal ayah mereka. Mereka berdua tinggal di rumah kardus dengan ibu mereka yang sakit-sakitan.

Kehidupan mereka berubah setelah bertemu dengan seorang pria bernama Danar. Danar adalah seorang karyawan yang juga penulis buku anak-anak. Danar begitu baik sehingga keluarga ini menganggapnya seperti malaikat. Tania sangat mengagumi Danar karena selain baik, dia juga punya wajah yang menawan.

Suatu ketika Danar memberikan mereka rumah kontrakan sehingga Tania, Dede dan ibunya tidak perlu lagi tinggal di rumah kardus. Tania dan Dede bisa kembali sekolah dan ibunya berjualan kue. Mereka pun semakin dekat seperti keluarga. Suasana agak berubah ketika Danar membawa teman dekatnya yang bernama Ratna. Tania merasa cemburu, ia tidak suka melihat kedekatan Danar dengan Ratna. Rasa tidak suka itu bukan sekedar perasaan iri seorang adik tapi Tania kecil belum bisa menerjemahkan apa arti perasaan itu.

Kebahagiaan mereka berkurang saat ibu Tania meninggal. Berat sekali bagi Tania menerima kenyataan bahwa kedua orang tuanya telah tiada dan sekarang ia yang harus bertanggung jawab menjaga adiknya. Untung saja ada Danar yang selalu berada di samping mereka. Tania tumbuh menjadi gadis yang cantik dan pintar. Ia berhasil mendapatkan beasiswa ke Singapura. Sederet prestasi berhasil ia raih dalam studinya. Semua pengalaman hidup yang telah Tania alami menjadikannya lebih dewasa dari gadis-gadis lain seumurannya. Perasaannya terhadap Danar juga semakin jelas. Lambat laun Tania tahu, perasaan itu bernama cinta.

Tapi cinta Tania terhadap danar tidaklah mudah. Bertahun-tahun mereka bersama dalam status kakak adik, terlebih lagi mereka terpaut usia 14 tahun. Bagi ABG seperti Tania, jatuh cinta kepada pria yang jauh lebih tua darinya cukup membuatnya pusing. Sisi remajanya membuatnya ingin mengekspresikan perasaannya meskipun ia tidak tahu apakah Danar memiliki perasaan yang sama dengannya atau tidak. Keadaan semakin sulit saat Danar memutuskan untuk menikah dengan Ratna. Tania patah hati. Ia memutuskan untuk tidak hadir dalam pernikahan mereka meskipun Danar dan Ratna telah membujuknya.

Beberapa waktu berselang, Tania tahu bahwa kehidupan rumah tangga Danar dan Ratna tidak bahagia. Ratna bercerita kepada Tania bahwa Danar telah banyak berubah. Danar menjadi pendiam dan seringkali tidak berada di rumah. Ratna tahu ada sesuatu yang menghalangi mereka, ada seseorang di antara ia dan Danar tapi ia tidak pernah tahu siapakah bayangan itu. Dari cerita Dede akhirnya Tania tahu bahwa Danar juga mencintai Tania. Danar menuliskan perasaannya dalam novel “Cinta Pohon Linden” yang tidak pernah selesai ia tulis. Perbedaan usia yang cukup jauh membuat Danar merasa tidak pantas mencintai Tania. Tidak seharusnya ia mencintai gadis kecil seperti Tania.

Ketika Tania dan Danar sama-sama tahu perasaan mereka masing-masing, semua sudah terlambat. Biar bagaimanapun Danar telah menikah dengan Ratna. Akhirnya Tania kembali ke Singapura dan memutuskan untuk meninggalkan semua cerita cintanya.

NILAI-NILAI DALAM KUTIPAN NOVEL

Nilai sosial :

Menolong orang dengan tidak memandang siapa yang di tolong karena menolong dengan ikhlas seperti dalam novel tokoh Danar yang menolong Tania dengan tidak memandang siapa Tania. 

Fungsi moral :

Memberi pengetahuan kepada kita bahwa sesuatu yang terlihat sulit nyatanya tidak sesulit yang kita lihat jika kita ingin bersungguh sungguh mencapainya seperti dalam novel tokoh Tania yang pantang menyerah menjalani hidupnya walau banyak rintangan yang menghalanginya.

Berat sekali bagi Tania menerima kenyataan bahwa kedua orang tuanya telah tiada dan sekarang ia yang harus bertanggung jawab menjaga adiknya. Untung saja ada Danar yang selalu berada di samping mereka. Tania tumbuh menjadi gadis yang cantik dan pintar. Ia berhasil mendapatkan beasiswa ke Singapura. Sederet prestasi berhasil ia raih dalam studinya.

Struktur dalam Novel

a.       Abstraksi

      Merupakan bagian ringkasan isi cerita yang biasanya bisa ditemukan pada bagian awal cerita                   

Tania dan Dede yang harus putus sekolah dan menjadi pengamen karena keterbatasan ekonomi berubah nasibnya setelah ketemu dengan Danar yang membatunya menggali potensi. Setelah kembali ke sekolah Tania berhasil dan sukses memperoleh beasiswa ke luar negeri. Seiring proses tersebut ternyata tumbuh rasa cinta antara Danar dan Tania.Walaupun karena kesadaran masing-masing akan keberadaan dirinya mereka ikhlas untuk tidak bersatu.    

b.      Pengenalan situasi cerita (exposition, orientasi)

     Dalam bagian ini pengarang memperkenalkan para tokoh,,menata adegan, dan hubungan antartokoh.

 Novel ini mengisahkan kehidupan kakak beradik Tania dan Dede yang harus putus sekolah dan menjadi pengamen karena keterbatasan ekonomi keluarga sepeninggal ayah mereka. Mereka berdua tinggal di rumah kardus dengan ibu mereka yang sakit-sakitan.

Kehidupan mereka berubah setelah bertemu dengan seorang pria bernama Danar. Danar adalah seorang karyawan yang juga penulis buku anak-anak. Danar begitu baik sehingga keluarga ini menganggapnya seperti malaikat Tania dan Dede adiknya serta ibunya adalah penghuni rumah kardus yang yang  mempertahankan hidupnya dengan mengamen.     

   

c.        Komplikasi, merupakan urutan kejadian yang dihubungkan oleh sebab-akibat,  di mana  setiap peristiwa terjadi karena adanya sebab dan mengakibatkan munculnya peristiwa lain. Suasana agak berubah ketika danar membawa teman dekatnya yang bernama Ratna. Tania merasa cemburu, ia tidak suka melihat kedekatan Danar dengan Ratna. Rasa tidak suka itu bukan sekedar perasaan iri seorang adik tapi Tania kecil belum bisa menerjemahkan apa arti perasaan itu. Kebahagiaan mereka berkurang saat ibu Tania meninggal. Berat sekali bagi Tania menerima kenyataan bahwa kedua orang tuanya telah tiada dan sekarang ia yang harus bertanggung jawan menjaga adiknya. Untung saja ada Danar yang selalu berada di samping mereka. Tania tumbuh menjadi gadis yang cantik dan pintar. Ia berhasil mendapatkan beasiswa ke Singapura. Sederet prestasi berhasil ia raih dalam studinya. Ketenangan Tania berubah dengan masuknya ratna dalam kehidupan mereka, Apalagi,Ibunya meninggal, beban batin Tania berat karena ia merasa tangungJawab dengan adiknya ditambah rasa cintanya kepada Danar yang harus dia simpan sendiri.


d.       Evaluasi, merupakan bagian di mana konflik yang terjadi pada tahap komplikasi terarah menuju satu titik tertentu.                                                    

 Tapi cinta Tania terhadap danar tidaklah mudah. Bertahun-tahun mereka bersama dalam status kakak adik, terlebih lagi mereka terpaut usia 14 tahun. Bagi ABG seperti Tania, jatuh cinta kepada pria yang jauh lebih tua darinya cukup membuatnya pusing. Sisi remajanya membuatnya ingin mengekspresikan perasaannya meskipun ia tidak tahu apakah Danar memiliki perasaan yang sama dengannya atau tidak. Keadaan semakin sulit saat Danar memutuskan untuk menikah dengan Ratna. Tania patah hati. Tania makin tepuruk terjebak dalam perasaannya, sangat berat menanggung beban batin antara cinta ke kakak dan cinta ke lawan jenis. Penderitaan Tania di titik teratas saat mengetahui Danar dan Ratna mau menikah.

e.       Resolusi    

  merupakan bagian yang memunculkan solusi atas konflik yang terjadi

 Dari cerita Dede akhirnya Tania tahu bahwa Danar juga mencintai Tania. Danar menuliskan perasaannya dalam novel “Cinta Pohon Linden” yang tidak pernah selesai ia tulis. Perbedaan usia yang cukup jauh membuat Danar merasa tidak pantas mencintai Tania. Tidak seharusnya ia mencintai gadis kecil seperti Tania akhirnya tahu bahwa Danar juga mencintainya, itulah mengapa rumah tanggaDanar tidak bahagia. Namun keduanya sama-sama memendam perasaan tersebut    dengan menjalani kehidupan yang kurang sempurna

f.       Koda

Merupakan bagian akhir atau penutup cerita.

Ketika Tania dan Danar sama-sama tahu perasaan mereka masing-masing, semua sudah terlambat. Biar bagaimanapun Danar telah menikah dengan Ratna. Akhirnya Tania kembali ke Singapura dan memutuskan untuk meninggalkan semua cerita cinta Tania dan Danar  ikhlas menjalani hidupnya walaupun harus terpisah, ibarat daun jatuh yang tidak pernah menyalahkan angin.


Struktur Novel

 

Sumber: https://www.google.com/search

a.       Banyak menggunakan kalimat bermakna lampau.

“Hari itu Senin. Seminggu sebelum usiaku tepat tiga belas tahun. Adikku delapan tahun. Dan dia 27. Aku tidak percaya angaka tiga belas membawa sial, takdir, sore itu Ibuku meninggal. Pergi selama-lamanya dari kami” (Hal. 61)

“siang itu dia mengajak teman wanitanya. Namanya Ratna. Aku memanggilnya “Kak Ratna”, karena teman wanitanya tersebut memnintanya demikian, “Panggil saka Kak Ratna ya, Tania!” (Hal. 39)

b.      Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis, temporal).Contoh: sejak saat itu, setelah itu, mula‑mula, kemudian.

        “Aku tak tahu apa maksudnya. Karena sekejap kemudian Ibu sudah jatuh tertidur”      (Hal.60-61)

Ibu tekun dalam menjaani kehidupannya, “Seminggu kemudian Ibu mulai bekerja, menjadi tukang cuci di salah satu laundry mahasiswa” (Hal 34-35)

c.       Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan sesuatu tindakan (kata kerja material)

Ibu adalah sosok seorang Ibu yang perhatian kepada anaknya.  Ibu selalu memberikan perhatian dan nasihat kepada Dede dan Tania. “Ibu sibuk mengingatkanku untuk beranjak tidur. Aku menjawabnya singakat belum mengantuk. Setengah jam sekali Ibu menyuruh tidur” (Hal. 34)

Adi adalah sosok seorang pria yang pantang sabar untuk mendekati Tania, meski Tania bersikap dingin terhadapnya. Sabar untuk menunggu Tania bisa membuka hatinya untuk Adi. “Adi juga bersabar untuk tidak terlalu melangkah jauh. Bersabar menunggu. Bersabar dengan semua proses” (Hal. 186)

d.       Banyak menggunakan kata kerja yang menunjukkan kalimat tak langsung sebagai cara
menceritakan tuturan seorang tokoh oleh pengarang
.  Contoh: mengatakan bahwa, menceritakan tentangmengungkapkan, menanyakan, menyatakan, menuturkan

Ibu mengatakan tentang  beberapa hal  kepada Tania dan  Dede pada waktu pagi selesai subuh,   (Hal. 27)

Tak hanya itu, Ratna perhatian kepada Tania menanyakan bagaimana sekolah Tania, akan diteruskan kemana dan akan siap selalu membantu, mengurus, dan sampai ingin mengantarkan Tania ke sekolah yang dituju. “Kalau begitu, biar besok saja aku yan.g mengantarnya…. Daftar di SMP dekat SD-nya Dede saja, kan?” Kak Ratna menawarkan diri” (Hal. 68)

e.        Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh  (kata kerja mental)  

        Contoh: merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan, mengatakan,menganggap

 “Dia menggenggam jemariku. Mantap. Sebelah kiri memegang bahu Dede. Dia menatapku dengan pandangan itu. Dia tersenyum hangat menenangkan” (Hal. 19)

Danar adalah sosok seorang pria yang sopan, Danar selalu mencium tangan Ibu ketika berpamitan pulang atau pun ketika dia bertemu. Danar sangat menghormati Ibu. “dia selalu mencium tangan Ibu. Amat hormat pada Ibu” (Hal. 36)

f.       Menggunakan banyak dialog. Hal ini ditunjukkan oleh tanda petik ganda (“….”) dan

kata kerja yang menunjukkan tuturan langsung.

Dia membawa sekotak donat. Dan Dede lebih banyak berceloteh serta memainkan donat tersebut dibandingkan memakannya. “Oom…. Kenapa donat tengahnya bolong?”(Hal. 36-37)

Dan ketika Danar memberitahu kepada Ibu bahwa Tania bisa sekolah di luar Negeri Ibu amat sangat rendah hati, seperti dalam kutipan berikut ini: “Nak Danar, rasanya Ibu sulit membayangkan Tania bisa bersekolah di sana. Di luar negeri. Bersekolah lagi saja sudah syukur” (Hal. 66)

g.      Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language) untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana

Miranti yang dulu membantu Ibu membesarkan usaha kue. Aku tersenyum senang. Ibu juga pasti senang mendengar kabar ini di surge (Hal. 99)

“Buat apa? Sudah jelas kan, dia akan menikah dengan cewek artis itu? Apa lagi yang hendak

kautanyakan ke dia? Perasaannya sudah sejelas bintang di langit, Tania. Clear! Aduh, kamu

kenapa jadi kekanak-kakanakan seperti ini sih?” (Hal. 133)

Gaya bahasa

Gaya bahasa adalah penggunaan atau pemilihan kata yang digunakan dalam penulisan teks  novel “Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin” adalah gaya bahasa  : personifikasi, allegori,hiperbola,metafora  

a.       Personifikasi

Hujan deras turun membungkus kota ini (Hal. 13)

Aku berteman dengan lorong-lorong kantor yang kosong di malam hari. (Hal. 203)

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin. (Hal. 154)

Dia datang begitu saja. Menelusuk hatiku. Tumbuh pelan-pelan seperti lecambah disiram hujan. (Hal. 154)

Aku akan terbang seperti sehelai daun. (Hal. 157)

Menuju tempat rumah kardus kami dulu berdiri kokoh dihajar hujan deras, ditimpa terik matahari. (Hal. 231)

b.      Alegori

Isinya jauh api dari panggang. (Hal. 162)

Seperti bumi yang merekah. (Hal. 190)

c.       Hiperbola

Demi membaca  e-mail berdarah-darah itu, esoknya aku memutuskan segera pulang ke Jakarta. (Hal. 230)

d.      Metafora

Bagian tajamnya menghadap ke atas begitu saja, dan tanpa ampun menghunjam kakiku yang sehelai pun tak beralas saat melewatinya. (Hal. 22)

Semua perasaan ini kembali bagai seribu anak panah yang menghujam. (Hal. 252)

Menginterprestasi pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel yang dibaca.

Bacalah kutipan berikut!

Pada saat graduation day hari kelulusan Tania, tiba-tiba Danar datang dan menyaksikan kelulusan Tania yang dicintainya. Namun Danar tidak sendiri, dia datang bersama Ratna, pacarnya. Kemudian Danar dan Ratna memberitahukan kepada Tania bahwa mereka memutuskan untuk menikah tiga bulan lagi.

Setelah mendengar kabar yang sangat menyesakkan itu Tania tidak akan pulang, tidak akan datang ke acara pernikahan Danar dan Ratna. Bagaimana bisa Tania menyaksikan seseorang yang sangat dicintainya mengucapkan ijab qobul untuk wanita lain? Meski Dede, Danar, dan Ratna selalu membujuk Tania untuk pulang meski hanya sehari saja, Tania tetap tidak akan merubah keputusannya. Tania tidk akan pulang, tepatnya Tania tidak mau menghadiri pernikahan itu.

 Danar berusaha keras membujuk Tania untuk pulang sampai terdengar suaranya parau sperti menahan tangis. Sepanjang telpon itu Tania pun sama mendesis menahan tangis, menahan rasa yang tak tertahankan.

Pada hari itu, pernikahan pun berlangsung seperti biasanya penikahan. Meski tanpa kehadiran Tania. Namun ada yang ganjil pada perilaku Danar yang bahkan sangat membuat Dede tak mengerti dengannya.

 Dan beberapa bulan kemudian tiba-tiba Ratna menceritakan kalutnya dalam rumah tangga mereka kepada Tania melalaui e-mail, Tania benar-benar terkejut atas pengakuan Ratna dan Tania pun bingung entah apa yang harus dia lakukan. Tania benar-benar tidak mengerti kenapa pria sebijaksana dan yang mempunyai hati malaikat bisa melakukan seperti itu, membuat istrinya menangis, selalu pulang larut malam, dan berperilaku tidak selayaknya kepada soerang istri, Ratna. Dan Rtana akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah orangtuanya membiarkan Danar sendirian untuk sementara. Semua e-mail yang Ratna kirimkan kepada Tania, semuanya terasa begitu menyesakkan bagi Tania. Timbul beberapa pertanyaan, mengapa, mengapa, dan mengapa? Kemudian Tania memutuskan untuk pulang membantu rumah tangga kakak yang dulu pernah dicintainya, Danar. Setidaknya Tania mengetahui apa yang terjadi pada rumah tangga kakaknya, malaikat yang telah merubah kehidupannya, yang selalu menjanjikan masa depan yang lebih baik.

 Akhirnya Tania pun begegas untuk segera menemui Danar di tempat rumah kardusnya dulu, dan menemukan Danar terpekur di bawah pohon linden. Dan mereka pun saling mengungkapkan perasaannya, namun yang lebih tepat Tanialah yang mengutarakan semua tentang perasaan mereka. Semuanya benar-benar di luar kendali, Tania menangis mendesah tak tertahankan sedangkan Danar hanya diam dan mengelak. Nada bicara Tania pun semakin menjadi, setelah sekian lama ia memendam rasa yang menguap di dasar hati kini Tania mengungkapkannya tepat di depan rumah kardus tempat dulu ia miskin merasakan getirnya kehidupan, di bawah pohon linden saksi atas semua saksi. Bertanya, dan mengungkapkan, dan meminta pertanggung jawaban atas semua hati yang bersemai di dalam hatinya, perasaan yang terpendam tak bisa saling memiliki, perasaan yang membuat kalut semua kehidupan, perasaan yang membutnya seperti sehelai daun yang luruh ke bumi,sehelai daun yang takkan pernah membenci angin meski terenggut dari tangkai pohonnya.                 

Tetapi mengapa kau tak pernah mengakuinya? Mengapa? Saat sweet seventeen, liontin itu mengatakan segalanya. Apakah kau terlanjur mengganggapku seperti adik?  Atau kau membenci dirimu sendiri karena mencintaiku?”

Pada saat itu lah Tania konflik itu meninggi, Tania memaparkan semua tentang perhatian, kasih sayang, hadiah liontin, novel karangan Danar, yang semuanya terlihat bahwa Danar pun mencintai Tania. Lagi, Danar hanya diam. Membuat keadaan semakin keruh.

Ketika Tania tahu bahwa Ratna kini sedang hamil empat bulan, dan memberitahukannya kepada Danar. Dan Tania pun berbesar hati untuk menerima semua itu, Ratna dan bayi yang dikandungnya pasti lebih membutuhkan Danar. Dan Tania pun memutuskan untuk kembali lagi ke Singapura, mencoba menemukan kehidupan yang lebih baik lagi sesuai nasihat sahabat tebaiknya Anne. Meninggalkan Dede sendiri, meninggalkan pusara Ibu, meninggalkan Ratna dan bayinya, juga meninggalkan Danar. Dan Tania tidak akan pernah kembali lagi ke Indonesia.

“esok lusa mungkin aku akan menemukan pilihan rasional seperti yang pernah dikatkan Anne. Yang pasti itu bukan Jhony Chan. Aku tak akan penah kembali lagi. Maafkan aku, Ibu. Aku tak sempat mampir di pusaramu. Ibu memang tahu segalanya”

        Menganalisis isi dan kebahasaan novel

Isi novel “Daun Jatuh Tak Pernah Membenci Angin”


A.  Tema

Tema adalah gagasan yang menjalin struktur isi cerita.Tema suatu cerita menyangkut

segala persoalan, baik itu berupa masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang,

kecemburuan, dan sebagainya. Untuk mengetahui tema suatu cerita, diperlukan apresiasi menyeluruh terhadap berbagai unsur karangan itu.

Perhatikan kutipan berikut :

            Dia bertanya lemah pada Dede, ‘Perasaan apa?’ Dede menunduk saat mengatakan itu, ‘Taukah Oom bahwa Kak Tania suka Oo Danar?’ Oom Danar diam sekali…. Dede berkata lirih kepadanya, ‘Kak Tania tidak pulang besok karena dia benci pernikahan besok.’. “Dia tetap diam”. “Dede bertanya lagi padanya, ‘Apakah Oom Danar menyukai Kak Tania?’. “Dia tetap diam.” “Dede bertanya untuk terakhir kalinya.’Apakah Oom Danar mencintai Tante Ratna?’ Dia juga diam” (Hal. 249)

Dalam kutipan itu pun terlihat jelas bahwa Danar mencintai Tania, kenapa? Karena jika Danar tidak mencintai Tania, Danar akan menjawab pertanyaan terakhir dari Dede, namun Danar hanya diam. Dan itu bisa berarti bahwa Danar sedang merasakan kekalutan hati, dia mencintai Tania anak kecil yang berkepang dua yang dia tolong dari jalanan.

Namun perasaan keduanya tak pernah terungkapkan, mereka tak bias saling memiliki. Perasaan yang sangat menyakitkan, mampu merubah paradox kehidupan, membuat semuanya menjadi kacau balau. Meski seperti itu, Tania dan Danar tetap menjalankan kehidupan mereka tidak pernah membenci angin, membenci perasaan yang tumbuh pada hati mereka.

B.    Amanat

Amanat merupakan ajaran atau pesan yang hendak disampaikan pengarang. Amanat

dalam novel umumnya bersifat tersirat; disembunyikan pengarangnya di balik peristiwa -peristiwa yang membentuk isi cerita. Kehadiran amanat, pada umumnya tidak bisa lepas dari tema cerita. 

Perhatikan kutipan berikut :

Ketika Tania tahu bahwa Ratna kini sedang hamil empat bulan, dan memberitahukannya kepada Danar. Dan Tania pun berbesar hati untuk menerima semua itu, Ratna dan bayi yang dikandungnya pasti lebih membutuhkan Danar. Dan Tania pun memutuskan untuk kembali lagi ke Singapura, mencoba menemukan kehidupan yang lebih baik lagi sesuai nasihat sahabat tebaiknya Anne. Meninggalkan Dede sendiri, meninggalkan pusara Ibu, meninggalkan Ratna dan bayinya, juga meninggalkan Danar. Dan Tania tidak akan pernah kembali lagi ke Indonesia.“esok lusa mungkin aku akan menemukan pilihan rasional seperti yang pernah dikatkan Anne. Yang pasti itubukan Jhony Chan. Aku tak akan penah kembali lagi. Maafkan aku, Ibu. Aku tak sempat mampirdi pusaramu. Ibu memang tahu segalanya” (Hal. 256)

Amanat pada kutipan di atas adalah keikhlasan menerima takdir tanpa menyalahkan keadaan,tetapmenjalani kehidupan walaupun ada sisi yang kurang lengkap karena cinta yang kandas.

C. Penokohan

1) Tania

Tania termasuk ke dalam tokoh bulat, karena Tania mempunyai watak dan tingkah laku yang bermacam-macam dan sulit untuk ditebak juga memberikan perangai yang mengejutkan.

Rajin

Tania mempunyai perilaku yang rajin. Tania selalu rajin membantu ibunya dalam mencari uang, meski lelah juga ngantuk Tania tetap mengamen di bus hanya untuk mendapatkan beberapa recehan.

“Aku dan Dede harus kembali “bekerja”, meskipun dengan kaki pincang” (Hal.24)

“lantas dengan penerangan lampu teplok yang kerlap-kerlip ditiup angin, aku belajar. Belajar hingga larut malam” (Hal. 33)

Pintar

Tania sangat pintar, dia bisa mengejar ketertinggalannya sekolah selama tiga tahun. Karena kepintarannya itulah guru-guru memutuskan Tania untuk menaikkan Tania loncat satu tahun.

“saat kenaikan kelas, guru-guru di sekolah memutuskan untuk langsung menaikkanku ke kelas enam. Loncat setahun.  Kata mereka, aku “terlalu pintar”” (Hal. 43)

“Aku lulus urutan kedua dari seluruh siswa di sekolah. Nomor satu untuk dua puluh dua penerima ASEAN Scholarship seluruh Negara. Hasil yang hamper sempurna. Janji yang selalu kupegang. Aku akan belajar sebaik mungkin” (Hal. 77)

Tegar 

Tania adalah sosok seseorang yang tegar, ketika Ibu yang sangat berarti baginya, Tania tetap tegar menghadapinya meski hati berat sekali menerima kenyataan. Tania tetp tegar melanjutkan kehidupan tanpa sosok seorang Ibu yang amat dicintainya, Tania tahu bahwa takdir Tuhan pasti lebih indah.

Tania pun tegar dalam memendam semua perasaan yang tak pernah terungkapkan. “bagian inilah yang tak pernah aku diskusikan di internet. Perasaanku. Maka selama tiga thaun itu, aku memendam semuanya dalam-dalam” (Hal.78)

Egois dan keras kepala

Tania pun mempunyai watak yang egois dan keras kepala, dia bersikap keras bahwa dia tidak akan pulang untuk menghadiri acara pernikahan Danar dan Ratna, Tania hanya memikirkan perasaannya sendiri yang tidak mau menerima kenyataan pahit itu tanpa memperdulikan perasaan Danar yang amat dicintainya itu begitu terluka atas ketidakpulangan Tania, dan Tania pun tidak mbagaimana perasaan Ratna yang amat baik terhadapnya yang telah menganggapnya seorang adik, yang pernah membantunya dalam segala hal terutama ketika kepergian ibu Ratna ada untuk membantu dan menemaninya, namun Tania egois hanya memikirkan perasaannya sendiri yang akan membuat dirinya sendiri dihantui rasa bersalah.

Tania memanfaatkan kehadiran Adi tanpa memikirkan perasaannya: “Adi yang tahu aku akan pulang ke Jakarta, memutuskan ikut pulang bersama. Aku happy-happy saja ditemani pulang. Aku bahkan sengaja membawa lebih banyak koper saat tahu Adi akan ikut” Hal. 186)

Konsisten dan mempunyai prinsip

Tania konsisten dan mempunyai prinsip terhadap perasaannya, bahwa Tania hanya akan mencintai Danar meski banyak lelaki yang mencoba untuk mendekatinya.

Ramah                                              

Tania adalah sosok seorang perempuan yang ramah, banyak orang yang menyukainya dan membanggakannya.

Pecemburu

Tania adalah sosok seorang perempuan yang pecemburu, Tania cemburu kepada Ratna yang selalu dekat-dekat dengan Danar dan mengambil alih semua posisi Tania.

2)      Danar (dia/seseorang)

Danar termasuk ke dalam tokoh bulat, karena Danar mempunyai watak dan perilaku yang sulit untuk ditebak. Yang awalnya Danar adalah sosok seorang yang mempunyai prinsip kuat, bijaksana, berwibawa, menyenangkan, dan tidak akan membuat siapa pun menangis, tiba-tiba dikarenakan konflik tentang perasaannnya kepada Tania yang tak pernah diungkapkannya dan terlanjur menikah dengan Ratna wanita yang sama sekali tidak dicintainya itu tiba-tiba Danar menjadi berubah, menjadi bersikap dingin terhadap Ratna, selalu pulang larut malam, wajah yang menyenangkannya pun perlahan memudar.

Baik dan ringan tangan

Danar adalah sosok seorang yang mempunyai hati bagai malaikat, Danar sangat baik. Dia ringan tangan selalu menolong orang lain, contohnya saja dia membantu Tania yang tertusuk paku, membantu mengobatinya, memberikan uang, meski Danar tidak mengenalinya.

 “Dia beranjak dari duduknya, mendekat. Jongkok di hadapanku. Mengeluarkan saputangan dari saku celana. Meraih kaki kecilku yang kotor dan hitam bekas jalanan. Hati-hati membersihkannya dengan ujung saputangan. Kemudian membungkusnya perlahan-lahan” (Hal. 24)

 Keesokan harinya Danar memberi sepasang sepatu untuk Dede dan Tania, sungguh Danar sangat baik dan ringan tangan. “Dia mengeluarkan dua kotak. Melambaikan tangan meminta kami mendekat. Aku dan Dede melangkah ke arahnya, berdiri di depan kursinya, urung memulai pertunjukan kencerengan tutup botol. Dede malah memasukan “alat music” ke saku celana. Lagi-lagi menguap. Kotak itu ternyata berisi dua pasang sepatu baru. “Pakailah!” (Hal. 25)

Tegar

Danar adalah sosok seorang pria yang tegar, dia mampu tegar menghadapi perihnya kehidupan dalam kesendirian. Sejak dari bayi Danar yatim-piatu, Danar tak mengetahui siapa kedua orangtuanya, namun Danar tetap tegar menjalani kehidupannya yang amat menyesakkan itu. Danar berjuang sendiri untuk bertahan hidup tanpa bantuan orang lain, merasakan perihnya sekolah sambil bekerja. Merasakan kehidupan yang buruk sama seperti yang dialami Tania selama tiga tahun itu, Danar tetap tegar menghadapinya. Karena hidup harus tetap berjalan meski sendiri.

Bertanggung jawab

Danar seorang pria yang betanggung jawab, ketika Ibu meninggal dunia Danar pun bertanggung jawab mengurusi Tania dan Dede, menyekolahkan Tania dan Dede, mengajarkan Tania dan Dede tentang segala hal, menjanjikan masa depan yang lebih baik.

Ramah

Danar adalah sosok seoang pria yang teramat ramah, dia selalu menyapa dan bersikap ramah terhadap siapa pun, sehingga banyak orang yang menyukainya dan membanggakannya.

Sopan

Danar adalah sosok seorang pria yang sopan, Danar selalu mencium tangan Ibu ketika berpamitan pulang atau pun ketika dia bertemu. Danar sangat menghormati Ibu. “dia selalu mencium tangan Ibu. Amat hormat pada Ibu” (Hal. 36)

D.  Latar 

      Latar atau setting meliputi tempat, waktu, dan budaya yang digunakan dalam suatu cerita. Latar dalam suatu cerita bisa bersifat faktual atau bisa pula imajiner. Latarberfungsi untuk memperkuat atau mempertegas keyakinan pembaca terhadap jalannyasuatu cerita. Dengan demikian apabila pembaca sudah menerima latar itu sebagai sesuatuyang benar adanya, maka cenderung dia pun akan lebih siap dalam menerima pelaku ataupun kejadian-kejadian yang berada dalam latar itu

             a.       Tempat

-          Toko buku dilantai dua

Latar tempat yang berada dalam novel ini tempatnya di Toko buku dilantai dua, tempat yang paling Tania sukai, tempat yang Tania ketahui dari malaikatnya Danar, tempat yang menjadi saksi atas semua ceritanya.

“Dua minggu kemudian, kami pergi ke toko buku ini. Toko buku terbesar di kota kami” (Hal. 29)

“Aku menghela napas panjang. Lima menit hanya berdiri terdiam di sini. Di lantai dua toko buku terbesar di kota kami” (Hal. 65)

-          Rumah kardus

Latar tempat yang berada dalam novel ini tempatnya di Rumah kardus, tempat yang di mana selama tiga tahun menjadi saksi bisu atas kepiluan Tania, Dede, dan Ibu, seperti dalam kutipan-kutipan berikut ini:

“Dia tertawa kecil saat melihatku dan Dede sudah berdiri rapi menunggu di depan rumah kardus kami” (Hal. 18)

“Dede masih sibuk mematut sepatunya di depan kami. Berlari ke sana kemari. Ibu sibuk meneriakinya kalau tidak, rumah kardus kami bisa roboh” (Hal. 26-27)

-          Kontrakkan

Latar tempat yang berada dalam novel ini ada latar tempat rumah kontrakkan, rumah kontrakan Tania, Ibu, dan Dede.

“Karena itu, sebulan kemudian Ibu memutuskan pindah mengontrak di sebuah kamar sederhana” (Hal. 35)

Latar tempat yang ada dalam novel ini ada latar tempat di sebuah pusara/pekuburan, yakni ketika Ibu meninggal semuanya berada di sana.

“Hening di pekuburan” (Hal. 64)

-          Singapura

Latar tempat yang berada dalam novel ini ada latar tempat di Singapura, yaitu ketika Tania meneruskan sekolahnya.

“Ribuan larik cahaya kota Singapura cantik menimpa jalanan” (Hal. 203)

 “Hari-hariku penuh dengan hal-hal baru di Singapura” (Hal. 72)

-          Dufan

Latar tempat yang berada dalam novel ini ada latar tempat di Dufan, ketika Tania, Danar, Dede, Ibu, dan juga Ratna berlibur ke Dufan.

“Kak Ratna bertanya sambil tersenyum, waktu kami makan malam bersama di salah satu kedai makanan yang banyak tersedia di Dufan” (Hal. 42)

“Minggu depan, selepas kelas mendongeng yang selelsai lebih cepat daripada biasanya, aku, Ibu, dan adikku pergi ke Dunia Fantasi” (Hal. 39)

-          China Town

Latar tempat yang berada dalam novel ini ada latar tempat di China Town, yaitu ketika Tania, Danar, dan Ratna makan malam di tempat itu.

“Saat makan malam di China Town…” (Hal. 130)

-          Bandara Changi

Latar tempat yang berada dalam novel ini ada latar tempat di Bandara Changi, yaitu ketika Tania mengantar Danar dan Dede pulang ke Jakarta, dan ketika Danar dan Dede menjemput Tania ketika liburan.

b.      Waktu

-          Pagi hari

Latar waktu dalam novel ini ada pada waktu pagi. Pada waktu pagi ketika Ibu mengganti perban kaki Tania yang tertusuk paku, “Besok pagi-pagi Ibu mengganti perban itu dengan lap dapur, saputangan itu dicuci” (Hal. 24)

Ibu mengatakan sesuatu hal kepada Tania dan Dede pada waktu pagi, “Esok pagi selesai subuh, Ibu mengatakan beberapa hal kepadaku dan Dede” (Hal. 27)

Ibu tak sadarkan diri pada waktu pagi hari, “Pagi itu Ibu tiba-tiba tak asadarkan diri” (Hal. 54)

c.       Suasana

-          Sedih

Suasana dalam novel ini menyedihkan, Tania dan Dede terpaksa putus sekolah karena tidak ada biaya, dan mereka pun terpaksa harus mengamen mencari uang recehan setidaknya mengurangi beban Ibu meski hanya sedikit. Suasana menyedihkan itu begitu terasa sekali, Tania, Dede, dan Ibu mengalami kemiskinan selama tiga tahun itu, semuanya terasa menyesakkan.

“Dulu aku hanya berjalan di sepanjang jalan menatap iri anak-anak yang ada di restoran tersebut…” (Hal. 29)

            Dan suasana sedih itu muncul ketika Tania dan Danar tak mampu mengungkapkan perasaannya masing-masing, hanya memendamnya. Bagai duri yang menelusuk hati.

“Dede menatapku semakin sedih. Aku bingung dengan semua ini. Tadi aku memang memaksanya untuk menceritakan semua hal…” (Hal. 240)

-          Senang

Suasana dalam novel ini ada yang menyenangkan, yaitu ketika Tania, Dede, dan Ibu diberi bantuan oleh Danar. Danar menyekolahkan Tania dan Dede, memberikan uang kepada Ibu untuk biaya hidup mereka dan modal untuk usaha kue Ibu. “Esok pagi selepas subu, Ibu mengatakan beberapa hal kepadaku dan Dede.

“Usaha kue itu maju sekali. Beberapa bulan kemudian Ibu harus mengajak dua anak teteangga untuk membantu di hari-hari tertentu. Pokoknya aku belum pernah melihat Ibu sesibuk ini. Tentu saja semua modal usaha kue itu dari dia…” (Hal. 46) 

-          Mengharukan

Suasana dalam novel ini ada yang mengahrukan, yaitu suasana mengharuskan itu muncul ketika Ibu mengetahui bahwa Danar akan menyekolahkan Tania dan Dede dan Danar yang akan membiayainya, Ibu sungguh terharu. Tidak menyangka.

“Ibu tersenggal haru saat mengatakan itu. Bahkan menangis. Mendekap kami erat” (Hal. 27)

“Oom Danar…,” Ibu berkata pelan sambil menyeka sudut matanya. Tersenyum” (Hal. 27)

No comments:

Post a Comment

STRUKTUR DAN ANALISIS CERPEN

STRUKTUR CERPEN Struktur cerita pendek secara umum dibentuk oleh (1) bagian pengenalan cerita, (2) penanjakan menuju konflik, (3) puncak ko...