Tuesday, September 22, 2020

MATERI PEMBELAJARAN TEKS EKSPOSISI MENGEMBANGKAN ISI TEKS EKSPOSISI (PERTEMUAN 3)

Mengenal Gagasan Utama dan Gagasan Penjelas dalam Menulis Teks Eksposisi.

💛 GAGASAN UTAMA DAN GAGASAN PENJELAS

Dalam menulis, seringkali banyak orang terjebak dalam pengulangan ide dan kata, atau pembicaraan bertele-tele maupun berputar-putar. Hal tersebut menyebabkan tulisan kita menjadi tidak sistematis dan pembaca menjadi kurang memahami maksud tulisan kita. Dalam menulis, kita sangat perlu memerhatikan sistematika dan keterpaduan antarkalimat dan antarparagraf sehingga tulisan kita mudah dipahami pembaca, salah satunya dengan cara memperhatikan dan memahami gagasan utama dan penjelas. Yuk, kita pelajari!

Gagasan utama adalah ide pokok penulis yang menjadi sebuah dasar pengembangan paragraf. Gagasan utama ini tertuang dalam bentuk kalimat, yaitu kita sebut kalimat utama. Kalimat utama ini dapat terletak di awal paragraf maupun di akhir paragraf. Kalimat utama yang terletak di awal paragraf kita sebut paragraf deduktif atau paragraf dengan pola pengembangan umum-khusus. Sedangkan kalimat utama yang berada di akhir paragraf disebut paragraph induktif atau paragraf dengan pola pengembangan khusus-umum.  Ada pula kalimat utama yang tersebar di keseluruhan teks, yaitu dalam teks narasi atau teks cerita. Lalu apa perbedaan gagasan utama dengan kalimat utama?

Gagasan utama biasanya berbentuk frasa (kumpulan kata) dan bentuk katanya adalah kata benda. Sedangkan kalimat utama berbentuk kalimat utuh yang minimal terbentuk dari unsur subjek, predikat (berupa kata kerja), dan objek, kiata singkat (SPO). Gagasan utama maupun kalimat utama ini bersifat umum sehingga perlu dikembangkan lagi dengan gagasan-gagasan penjelas maupun kalimat-kalimat penjelasnya.

Contohnya adalah sebagai berikut:

Dampak negatif dan dampak positif perkembangan teknologi. (gagasan utama)
Gagasan utama di atas berupa frasa dan merupakan kata benda.

Perkembangan teknologi memiliki dampak negatif dan dampak positif. (kalimat utama)

Kalimat di atas merupakan kalimat utama yang mengandung unsur subjek (perkembangan teknologi), predikat (memiliki), objek (dampak negatif dan dampak positif).

Gagasan penjelas merupakan ide pendukung dari sebuah gagasan utama. Gagasan ini tertuang dalam kalimat penjelas. Sama halnya dengan gagasan utama dan kalimat utama, gagasan penjelas berbentuk frasa dan kata benda, sementara kalimat penjelas merupakan kalimat utuh yang menjelaskan atau menjabarkan kalimat utama dan bersifat khusus. Kalimat penjelas ini berciri khas mengulang sebagian kata pada kalimat utama, selain itu juga dapat pula menggunakan kata ganti seperti ini, itu, tersebut karena fungsinya sebagai menjelaskan kalimat utama.




💛 Tujuan Teks Eksposisi

Adalah Untuk menjelaskan informasi tertentu supaya dapat menambah ilmu pengetahuan pembaca, sehingga dengan membaca teks eksposisi maka pembaca akan mendapatkan pengetahuan secara rinci dari suatu hal atau kejadian.

💛 Struktur Teks Eksposisi

Teks eksposisi memliki struktur tersendiri yang terdiri atas pernyataan pendapat (tesis), argumentasi, dan pernyataan ulang (reiteration). Dalam soal, pada umumnya, akan disajikan potongan paragraf dan peserta didik diminta untuk mengidentifikasikannya. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami konesep dari ketiga komponen struktur tersebut.

1. Pernyataan pendapat atau tesis

Bagian ini berada pada bagian awal teks yang berisi topik yang diangkat oleh penulis. Selain itu, opini dari penulis juga termasuk di dalamnya. Opini ini membuat pembaca untuk memosisikan  diri apakah pro ataupun kontra.




2. Argumentasi

Setelah topik diangkat melalui opini, bagian selanjutnya ialah bagaimana opini tersebut didukung dengan argumentasi berdasarkan data dan fakta yang kuat, serta sistematis. Semakin ilmiah data yang diberikan dan dengan penjelasan yang runtun, semakin baik kualitas dari tulisan. Karena itu, bagian ini pada umumnya lebih dari satu paragraf sebab selain data dan fakta, beberapa jenis teks eksposisi memberikan penyajian contoh beserta alasan.

3. Penegasan ulang

Bagian ini berada pada paragraf akhir sehingga disebut juga sebagai penutup atau kesimpulan. Tesis disebutkan, tetapi biasanya tidak secara langsung, yaitu dengan menggunakan kata rujukan, seperti “…Pada akhirnya, persoalan tersebut masih menjadi perdebatan…”. Kata tersebut merujuk apa yang diangkat pada bagian tesis.


 


Tuesday, September 15, 2020

MENGONTRUKSI TEKS EKSPLANASI BERDASARKAN STRUKTUR DAN KEBAHASAAN


MENGONTRUKSI TEKS EKSPLANASI BERDASARKAN STRUKTUR DAN  KEBAHASAAN

Hal penting yang perlu mendapat perhatian utama dalam menyusun teks eksplanasi adalah bahwa teks eksplanasi merupakan teks yang menjelaskan proses terjadinya suatu fenomena, baik itu berkenaan dengan alam, budaya, ataupun sosial. Adapun pengembangannya bisa berpola kronologis ataupun kausalitas. Teks eksplanasi tergolong ke dalam genre faktual. Oleh karena itu, topik-topik yang dipilih haruslah berupa topik yang dapat memperluas wawasan ataupun pengetahuan pembacanya tentang suatu proses. Adapun yang dimaksud dengan proses merupakan suatu urutan dari suatu kejadian atau peristiwa. Paparannya harus berdasarkan fakta ataupun pendapat-pendapat yang benar; bukan hasil imajinasi, rekaan, ataupun sesuatu yang bersifat fiktif. Hal lain yang harus diperhatikan di dalam penulisan teks eksplanasi adalah hubungan antarbagiannya yang berupa peristiwa. Pola hubungan antarperistiwa itu disusun dalam bentuk kronologis ataupun sebab akibat. Bentuknya dinyatakan dengan konjungsi yang digunakannya sebagai berikut.


A. Hubungan kronologis: kemudian, sebelumnya, sesudahnya, lalu, bahkan, selanjutnya, akhirnya.

B. Hubungan sebab akibat: sebab itu, oleh karena. Untuk menyusun kedua pola itu, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1. Penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh.
2. Penulis harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya.
3. Penulis menjelaskan setiap urutan itu ke dalam detail-detail yang tegas sehingga pembaca dapat melihat seluruh proses itu dengan jelas

Adapun langkah-langkah penyususannya adalah sebagai berikut.

a. Menentukan satu fenomena peristiwa alam atau sosial budaya Misalnya, peristiwa alam gempa bumi

b. Mendafar topik- topik yang dapat dikembangkan menjadi teks eksplanasi Contoh:
1) pengertian gempa bumi
2) proses terjadinya gempa bumi
3) akibat gempa bumi
4) penyebab gempa bumi
5) gempa bumi vulkanik dan tektonik
6) waktu terjadinya gempa
7) daerah yang terkena gempa
8) yang harus dilakukan untuk menghadapi gempa bumi
9) yang harus dilakukan saat terjadinya gempa

c. Menyusun kerangka teks, yakni dengan menomori topik-topik itu sesuai dengan struktur baku dari teks ekspalanasi, yang paragraf-paragrafnya dapat disusun secara kausalitas atau kronologis.

Dalam tahap ini, dapat saja membuat topik yang kita anggap tidak sesuai atau menggantinya dengan topik yang lain.

 

 Struktur Teks eksplanasi

Topik-Topik

1) Identifkasi fenomena

a) pengertian gempa bumi

b) daerah/tempat terjadinya gempa.

c) macam gempa bumi

2) Proses kejadian

a) proses terjadinya gempa tektonik
b) proses terjadinya gempa vulkanik
c) akibat gempa

3) Ulasan

a) simpulan waktu terjadinya gempa
b) tindakan persiapan menghadapi gempa
c) tindakan saat terjadi gempa

 

Adapun pengembangan paragrafnya, kita dapat menyusun kerangka seperti berikut.
Contoh:

1.         pengertian gempa bumi

2.         daerah/tempat terjadinya gempa.

3.         macam gempa bumi

4.         proses terjadinya gempa tektonik

5.         proses terjadinya gempa vulkanik

6.         akibat gempa

7.         simpulan waktu terjadinya gempa

8.         tindakan persiapan menghadapi gempa

9.         tindakan saat terjadi gempa.

d. Pengumpulan data

Dalam hal ini kita bisa melakukannya dengan membaca berbagai referensi, melakukan observasi, dan wawancara.

e. Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi teks eksplanasi yang lengkap dan utuh, dengan memperhatikan struktur bakunya: identifkasi fenomena, proses kejadian, dan ulasan. Dalam tahap ini kita harus menjadikan topik-topik itu menjadi kalimat yang jelas. Kita pun dapat saja membuat kalimat yang fungsinya sebagai pengikat, seperti konjungsi-konjungsi yang biasa digunakan dalam teks eksplanasi, sehingga kalimat-kalimat itu terjalin secara lebih kompak dan padu.
Berikut contoh pengembangan paragraf untuk teks eksplanasi.

 

Gempa Bumi

Gempa bumi adalah getaran atau goncangan yang terjadi karena pergerakan lapisan batu bumi yang berasal dari dasar atau bawah permukaan bumi. Peristiwa alam itu sering terjadi di daerah yang berada dekat dengan gunung berapi dan juga di daerah yang dikelilingi lautan luas.

     Berdasarkan penyebab terjadinya, gempa bumi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu gempa tektonik dan gempa vulkanik. Gempa tektonik terjadi karena lapisan kerak bumi menjadi genting atau lunak sehingga mengalami pergerakan. Teori “Tektonik Plate” berisi penjelasan bahwa bumi kita ini terdiri atas beberapa lapisan batuan. Sebagian besar daerah lapisan kerak ini akan hanyut dan mengapung di lapisan, seperti halnya salju. Lapisan ini bergerak sangat perlahan sehingga terpecah-pecah dan bertabrakan satu dengan yang lain, itulah sebabnya mengapa gempa bumi terjadi. Sementara itu, gempa bumi vulkanik terjadi karena adanya letusan gunung berapi yang sangat dahsyat. Sehingga tanah di sekitar gunung bergetar bahkan getarannya sampai terasa jauh, hal itu menjadi sebab gempa vulkanik. Gempa vulkanik ini lebih jarang terjadi jika dibandingkan dengan gempa tektonik. Peristiwa gempa bumi yang terjadi begitu cepat dapat menimbulkan dampak yang sangat luar biasa. Getaran gempa bumi sangat kuat dan merambat ke segala arah sehingga dapat menghancurkan bangunan dan menimbulkan korban jiwa.

     Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa gempa dapat terjadi kapan saja, tanpa mengenal musim. Mesikpun demikian, konsentrasi gempa cenderung terjadi di tempat-tempat tertentu saja, seperti pada batas Plat Pasifik. Tempat ini dikenal dengan lingkaran api karena banyaknya gunung berapi. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan oleh individu/masyarakat sebelum terjadi gempa adalah mengetahui jalan yang paling aman untuk meninggalkan rumah jika terjadi gempa. Sedangkan saat terjadi gempa adalah menjauhi jendela kaca, kompor atau peralatan rumah tangga yang mungkin akan jatuh.

f. Menyunting teks eksplanasi yang ditulis teman. Tujuannya untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan yang mungkin ada dalam teks itu, misalnya berkenaan dengan
1) isi teks,
2) struktur,
3) kaidah kebahasaan, dan
4) ejaan/tanda bacanya.ok

 


Sunday, September 13, 2020

TEKS CERITA SEJARAH ( MENYUSUN TEKS SEJARAH PRIBADI) PERTEMUAN KE-11

 

Menyusun Novel Sejarah

 

Langkah-langkah menyusun novel sejarah adalah sebagai berikut.

 

1. Menentukan peristiwa sejarah yang akan menjadi bahan penceritaan

Langkah pertama dalam menyusun novel sejarah seseorang atau diri sendiri adalah menentukan peristiwa sejarah (peristiwa yang terjadi pada masa lalu) yang akan dikembangkan menjadi novel sejarah. 

Dalam novel sejarah, penulis menceritakan peristiwa-peristiwa yang dialami para tokohnya dengan menggunakan latar peristiwa sejarah. Menulis novel sejarah berarti mengemas fakta sejarah dengan rekaan penulis. Wujudnya dapat berupa peristiwa yang berkaitan dengan hidup orang banyak atau hidup seseorang. 

Contoh

 

Peristiwa Sejarah

Pengembangan Peristiwa

Meletusnya Gunung Kelud tahun 1966

Aku dilahirkan di pengungsian saat Gunung Kelud meletus tahun 1966. Karena minimnya fasilitas kesehatan di pengungsian, Ibu meninggal saat melahirkanku.

Kecelakaan kereta api di Bintaro pada 19 Oktober 1987

Dalam kecelakaan kereta api di Bintaro tanggal 19 Oktober 1987, aku masih berusia 8 tahun. Kedua orang tuaku tewas dalam peristiwa itu. Aku sendiri kehilangan sebelah kakiku yang tertindih pintu kereta api.

 

 2. Menyusun kerangka atau gambaran singkat cerita sejarah yang akan ditulis

Dasar penyusunan kerangka novel sejarah dapat berupa perjalanan waktu (misalnya. masa kecil, masa remaja, masa sekolah, masa kuliah, masa dewasa); latar tempat (di desa, di sekolah, di kota, di luar negeri).

Kerangka karangan dapat berisi tokoh, waktu dan tempat kejadian, , ilustrasi visual setiap tokoh, apa yang dipermasalahkan, dan sebagainya. 

 

3. Mengumpulkan bahan-bahan cerita

Pada tahap ini penulis mengumpulkan rangkaian peristiwa dari berbagai rujukan dan sumber (orang, buku, dan sebagainya).

 

4. Mengembangkan kerangka atau draf awal menjadi novel atau teks cerita sejarah

Pada tahap ini, penulis merangkai cerita berdasarkan daya khayal atau imajinasi. Sudut pandang yang paling mudah adalah sudut pandang orang pertama “ aku”.

Penceritaan teks novel atau cerita sejarah mengikuti gaya teks rekon imajinatif yang didalamnya ada orientasi, pengungkapan peristiwa, cerita mulai memuncak, puncak permasalahan, resolusi, dan koda.

STRUKTUR DAN ANALISIS CERPEN

STRUKTUR CERPEN Struktur cerita pendek secara umum dibentuk oleh (1) bagian pengenalan cerita, (2) penanjakan menuju konflik, (3) puncak ko...