Monday, October 26, 2020

Teks Ceramah (Pertemuan 2)

Kaidah Kebahasaan Teks Ceramah

Teks ceramah juga memiliki karakteristik dan ciri khas kebahasaan tersendiri yang cenderung beda dengan teks lain. Berikut adalah beberapa kaidah kebahasaan dari teks ceramah.

1.  Banyak memakai kata ganti orang pertama (tunggal) dan kata ganti orang kedua jamak sebagai sapaan. Kata ganti pertama contohnya adalah: saya, aku, kami (mengatasnamakan kelompok). Sementara kata kedua jamak adalah: anak-anak, hadirin, bapak-bapak, ibu-ibu, kalian, saudara-saudara.

2.  Banyak menggunakan kata teknis atau peristilahan yang sesuai dengan topik yang dibahas. Misalnya jika topik yang di bahas adalah kebahasaan atau sastra, istilah-istilah yang muncul meliputi: prosa, puisi, etika berbahasa, sarkasme, majas, kesantunan berbahasa.

3.  Menggunakan kata-kata yang menunjukan hubungan sebab akibat atau argumentasi. Contohnya adalah: dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu, maka, sebab, karena.

4.  Banyak memakai kata kerja mental, misalnya: memprihatinkan, memperkirakan, mengagumkan, diharapkan, berasumsi, menyimpulkan, berpendapat.

5.  Menggunakan kata-kata persuasif, seperti: diharapkan, sebaiknya, hendaklah, perlu, harus.

Ciri-ciri Teks Ceramah

Adapun ciri-ciri teks ceramah dipaparkan pada daftar di bawah ini.

1.  Ada sesuatu yang dijelaskan atau diinformasikan untuk memperluas pengetahuan para pendengar.

2.  Disampaikan oleh seseorang yang memiliki keahlian atau dianggap pakar dalam bidang atau disiplin ilmu yang diceramahkan.

3.  Terdapat ajakan atau persuasi untuk mengubah sikap atau melakukan tindakan terhadap materi yang dibicarakan.

4.  Berisi argumen yang menguatkan topik yang dibicarakan.

5.  Memiliki fakta dan data yang memperkuat argumen dalam teks.

6.  Terdapat komunikasi dua atau banyak arah antara pembicara dan pendengar, yaitu berupa dialog, tanya jawab, kolom komentar tanggapan video (jika daring), dsb.

Teks Ceramah (Pertemuan 3)

Langkah Menulis Teks Ceramah

Langkah-langkah penyusunan teks ceramah adalah sebagai berikut ini.

1.  Menentukan Topik

Menentukan topik tentunya menjadi hal pertama yang harus ditentukan. Tentunya, terkadang topik ceramah juga dapat didapatkan dengan tidak sengaja misalnya saat kita membaca teks berita dan mendapatkan kabar yang sedang hangat dibicarakan. Namun, topik tersebut harus tetap ditentukan dan diolah melalui langkah selanjutnya, tidak hanya asal mengambil tren terbaru saja.Topik yang diambil dapat meliputi: keterampilan, keahlian, pengalaman pribadi, hobi, pelajaran, pendapat pribadi, minat khalayak, biografi tokoh terkenal, dsb.

2.  Merumuskan Tujuan Ceramah

Selanjutnya, tujuan adalah hal yang harus diperhatikan ketika sudah menemukan topik yang akan dibawakan. Untuk apa kita memberikan ceramah? Apakah untuk berbagi ilmu? Mengajak pendengar untuk melakukan sesuatu? Dsb. Namun, dalam gambaran luasnya, tujuan ceramah meliputi:

A.    Tujuan umum, yang meliputi: ceramah informatif, ceramah persuasif, ceramah rekreatif (hiburan)

B.    Tujuan khusus, yang merupakan rincian dari tujuan umum, tujuan ini meliputi: kebahasaan Indonesia untuk tujuan umum pelajaran, cara melukis untuk tujuan umum keahlian atau hobi, biografi Soekarno untuk tujuan umum biografi tokoh.

Menyusun Kerangka Ceramah

Kerangka teks ceramah adalah rencana yang memuat pokok-pokok bahasan struktur teks ceramah. Setiap bagian struktur yaitu: pembuka, isi, dan penutup dibuat kalimat pokok atau ide pokoknya terlebih dahulu tanpa penjelasan detail.

Pembuatan kerangka teks ceramah yang baik harus memperhatikan:

1.  Ketiga struktur harus dibuat: pembuka, isi, dan penutup

2.  Maksud ceramah harus diungkapkan dengan jelas

3.  Pastikan setiap bagian kerangka hanya memiliki satu gagasan pokok

4.  Bagian setiap kerangka harus tersusun secara logis

5.  Menyusun Ceramah berdasarkan Kerangka

Menyusun Ceramah Berdasarkan Kerangka

Setelah kerangka telah selesai dibuat, maka kembangkan setiap kalimat pokok menjadi paragraf-paragraf yang diberi kalimat penjelas, baik secara deduktif (kalimat pokok di awal paragraf) maupun induktif (kalimat pokok di akhir paragraf).

Bersamaan dengan itu, penulisan teks ceramah juga harus dibarengi dengan penghayatan terhadap bahan-bahan yang akan disampaikan. Caranya adalah sebagai berikut:

1.  Mengkaji bahan secara kritis

2.  Meninjau kelayakan materi terhadap khalayak ramai atau pendengar ceramah

3.  Meninjau kembali berbagai bahan yang kemungkinan mendapatkan pro kontra

4.  Menyusun sistematika bahan teks ceramah

5.  Menguasai materi ceramah berdasarkan jalan pikiran yang logis

Menyunting Teks Ceramah

Setelah menyelesaikan ceramah, tahap selanjutnya adalah untuk menyunting teks tersebut. Penyuntingan bertujuan untuk menyempurnakan atau untuk mengurangi kekeliruan-kekeliruan yang mungkin terjadi dalam suatu teks. Oleh karena itu, seorang penyunting setidaknya harus:

1.  Mengetahui bagaimana cara penulisan teks yang baik,

2.  Benar-benar memahami topik yang akan dibahas dalam teks tersebut, serta memahami aturan-aturan kebahasaan, seperti masalah ejaan dan tanda baca.

Kegiatan penyuntingan dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut.

1.  Mengonstruksi, menyusun, atau menulis teks ceramah yang akan disunting.

2.  Penyediaan bahan-bahan pemandu penyuntingan, seperti pedoman Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dan kamus. Keduanya dapat ditemukan secara daring. Selain itu, bahan-bahan tersebut harus disesuaikan dengan teks yang akan disunting (dalam kesempatan ini: teks ceramah).

3.  Memperhatikan bahan suntingan secara cermat, baik itu berkenaan dengan cara penyajian isi maupun kaidah

4.  Memperbaiki kesalahan yang terdapat dalam bahan suntingan secara benar dengan berpedoman pada sumber-sumber yang dapat dipercaya (PUEBI dan KBBI)

Contoh Teks Ceramah Singkat

Pentingnya Berbahasa Santun

Pembuka (pendahuluan)

Pemilihan kata-kata oleh masyarakat akhir-akhir ini cenderung semakin menurun kesantunannya dibandingkan dengan zaman saya dahulu ketika kanak-kanak. Hal tersebut tampak pada ungkapan-ungkapan banyak kalangan dalam menyatakan pendapat dan perasaan-perasaannya, seperti ketika berdemonstrasi ataupun rapatrapat umum. Kata-kata mereka kasar (sarkastis), menyerang, dan tentu saja hal itu sangat menggores hati yang menerimanya.

Isi (rangkaian argumen)

Fenomena tersebut menunjukkan adanya penurunan standar moral, agama, dan tata nilai yang berlaku dalam masyarakat itu. Ketidaksantunan berkaitan pula dengan rendahnya penghayatan masyarakat terhadap budayanya sebab kesantunan berbahasa itu tidak hanya berkaitan dengan ketepatan dalam pemilikan kata ataupun kalimat. Kesantunan itu berkaitan pula dengan adat pergaulan yang berlaku dalam masyarakat itu.

Penutup (Penegasan Ulang)

Berbahasa santun seharusnya sudah menjadi suatu tradisi yang dimiliki oleh setiap orang sejak kecil. Anak perlu dibina dan dididik berbahasa santun. Apabila dibiarkan, tidak mustahil rasa kesantunan itu akan hilang sehingga anak itu kemudian menjadi orang yang arogan, kasar, dan kering dari nilai-nilai etika dan agama. Tentu saja, kondisi itu tidak diharapkan oleh orangtua dan masyarakat manapun.

 

 

Teks Ceramah (Pertemuan 1)

TEKS CERAMAH

Teks ceramah adalah teks yang berisi pemberitahuan, penyampaian suatu informasi baik pengetahuan maupun informasi umum lainnya untuk disampaikan di depan orang banyak oleh pakar atau orang yang menguasai bidangnya baik secara langsung maupun melalui media elektronik & digital.

Penceramah biasanya adalah orang-orang yang menguasai bidang informasi yang disampaikan. Ceramah diperuntukkan untuk didengarkan oleh banyak orang. Medianya bisa dibicarakan langsung di kelas atau aula. atau melalui sarana komunikasi seperti televisi, radio, internet dan media informasi lainnya.

Pembelajaran di sekolah kebanyakan disampaikan melalui ceramah. Begitu juga dengan kuliah (pendidikan tinggi), kebanyakan Dosen akan menyampaikan materi lewat metode ceramah. Meskipun, hari ini metode pembelajaran yang digunakan biasanya sudah lebih variatif dan tidak hanya ceramah.

Terkadang ceramah tampak atau terasa seperti pidato ataupun khotbah, untuk mengetahui perbedaannya, simak penjelasan di bawah ini.

Perbedaan Ceramah, Pidato & Khotbah

Pidato merupakan pembicaraan di depan umum yang lebih cenderung bersifat persuasif, yakni ingin mengajak pendengar mengubah persepsi, sikap atau tindakannya. Pidato juga dapat lebih sering digunakan untuk menumbuhkan motivasi dan mendapatkan dukungan dari pendengarnya.

Sementara itu, Khotbah adalah pembicaraan di depan umum yang berisi penyampaian pengetahuan mengenai keagamaan dan praktik beribadah, hingga ajakan-ajakan untuk memperkuat keimanan pendengarnya.

Ceramah bersifat lebih umum, ceramah menyampaikan suatu pengetahuan, informasi, atau isu tertentu yang umum (mencakup semua bidang) dan disampaikan oleh pakar atau orang-orang ahli dalam bidangnya.

Struktur Teks Ceramah

Seperti teks lainnya, teks ceramah memiliki struktur yang membangun teks ini melalui beberapa bagian pembangunnya. Bagian-bagian pembangun struktur teks ceramah meliputi: pembuka/pendahuluan, isi, penutup. Berikut adalah struktur teks ceramah

1.    Pembuka (Tesis)
Berisi pengenalan isu, masalah, pengetahuan hingga pandangan penceramah mengenai topik yang akan dibahas. Bagian ini sama dengan tesis dalam teks eksposisi.

2.  Isi (Rangkaian argumen)
Berupa rangkaian argumen-argumen penceramah yang berkaitan dengan topik yang dibicarakan pada pembuka atau tesis. Bagian ini biasanya mengemukakan pula berbagai fakta dan data yang memperkuat argumen-argumen penceramah.

3.  Penutup (Penegasan kembali)
Merupakan penegasan kembali mengenai apa yang disampaikan dalam ceramah. Hal ini bertujuan untuk memastikan ceramah tidak memberikan pemahaman yang keliru dari yang dimaksudkan, hingga agar diingat oleh pendengarnya. Selain itu, agar ceramah terkenang dan pendengarnya terpengaruh untuk melakukan sesuatu, bagian ini juga biasa diisi oleh rekomendasi atau saran mengenai topik yang disampaikan.

 

Monday, October 5, 2020

TEKS EDITORIAL (PERTEMUAN 1)

 PERTEMUAN 1

MEMAHAMI ISU TERKINI LEWAT TEKS EDITORIAL

Pengertian teks editorial

Editorial adalah artikel utama yang ditulis oleh redaktur koran yang merupakan pandangan redaksi terhadap suatu peristiwa (berita) aktual (sedang menjadi sorotan), fenomenal, dan kontroversial (menimbulkan perbedaan pendapat).

 

Fungsi Teks Editorial

Fungsi teks editorial di antaranya sebagai berikut.

1) Menjelaskan fakta atau peristiwa dan akibatnya kepada masyarakat

2) Mengisi latar belakang dari isu dengan kenyataan sosial dan faktor yang mempengaruhinya.

3) Memberikan pandangan kepada pembaca terhadap isu yang sedang berkembang.

4) Memberikan penilaian moral tentang isu tersebut.

5)Mengajak pembaca untuk ikut berpikir tentang masalah (isu/topik) yang sedang hangat terjadi di kehidupan sekitar

KALIMAT FAKTA DAN OPINI

Pengertian 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fakta adalah sesuatu hal yang benar-benar ada dan terjadi. Fakta sering juga disebut dengan kenyataan. Fakta dapat diperoleh melalui suatu pengamatan terhadap suatu objek atau peristiwa/kejadian tertentu. Kalimat fakta adalah suatu kalimat yang didalamnya terdapat sebuah informasi yang sebenarnya dan dapat dibuktikan kebenarannya.

Sedangkan opini, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), terdiri dari 3 pengertian yakni pendapat, pikiran dan pendirian. Atau dapat disimpulkan bahwa opini adalah pendapat, pikiran seseorang yang belum tentu benar karena tidak/belum ada bukti kebenarannya. Opini merupakan lawan/kebalikan dari fakta, dan sering juga disebut juga sebagai pendapat. Kalimat opini adalah suatu kalimat yang berisi hasil gagasan, pendapat, atau perkiraan orang baik perorangan maupun kelompok.

Jenis jenis Kalimat Fakta

1.  Fakta umum
Kalimat fakta umum adalah kalimat fakta di mana kebenarannya berlaku selamanya atau sepanjang zaman.
Contoh : Matahari terbit disebelah timur dan terbenam disebelah barat.

 

2.  Fakta khusus
Kalimat fakta khusus adalah kalimat fakta yang kebenarannya hanya berlaku sementara atau dalam kurun waktu tertentu.
Contoh : Saat ini Doni duduk di kelas 3 SMP Negeri 1 Semarang.

Jenis jenis Kalimat Opini

1.   Opini perorangan/individu
Kalimat opini perorangan/individu adalah kalimat opini yang pendapat atau gagasannya dikemukakan oleh satu individu tertentu.
Contoh : Sepertinya nanti sore akan turun hujan.

2.   Opini Umum
Kalimat opini umum adalah kalimat opini yang pendapat atau gagasannya diakui banyak orang atau semua orang.
Contoh : Sering mandi di malam hari dipercaya dapat menyebabkan penyakit rematik.

Ciri ciri Kalimat Fakta

  1. dapat dibuktikan kebenarannya
  2. berisi data-data yang sifatnya kuantitatif (berupa angka) dan kualitatif (berupa pernyataan)
  3. mempunyai data yang akurat baik waktu, tanggal, tempat dan peristiwanya
  4. dikumpulkan dari nara sumber yang terpercaya
  5. bersifat objektif, yakni data yang sebenarnya, bukan dibuat-buat dan dilengkapi  dengan gambar objek
  6. biasanya dapat menjawab rumus pertanyaan 5W + 1H
  7. menyatakan kejadian  yang sedang atau telah dan pernah terjadi
  8. informasi berasal dari kejadian yang sebenarnya 

Ciri ciri Kalimat Opini

  1. tidak dapat dibuktikan kebenarannya
  2. bersifat subjektif dan biasanya disertai dengan pendapat, saran dan uraian yang menjelaskan
  3. tidak memiliki nara sumber
  4. berisi pendapat tentang peristiwa yang terjadi
  5. menunjukkan peristiwa yang belum pasti terjadi atau terjadi dikemudian hari
  6. merupakan pikiran atau pendapat seseorang maupun kelompok
  7. informasi yang disampaikan belum ada pembuktiannya
  8. biasanya ditandai dengan penggunaan kata-kata : bisa jadi, sepertinya, mungkin, seharusnya, sebaiknya (http://dosenbahasa.com/ciri-ciri-kalimat-fakta-dan-opini)

 

 


STRUKTUR DAN ANALISIS CERPEN

STRUKTUR CERPEN Struktur cerita pendek secara umum dibentuk oleh (1) bagian pengenalan cerita, (2) penanjakan menuju konflik, (3) puncak ko...