MENGONTRUKSI TEKS EKSPLANASI BERDASARKAN STRUKTUR DAN KEBAHASAAN
Hal penting yang perlu mendapat perhatian utama dalam menyusun teks eksplanasi adalah bahwa teks eksplanasi merupakan teks yang menjelaskan proses terjadinya suatu fenomena, baik itu berkenaan dengan alam, budaya, ataupun sosial. Adapun pengembangannya bisa berpola kronologis ataupun kausalitas. Teks eksplanasi tergolong ke dalam genre faktual. Oleh karena itu, topik-topik yang dipilih haruslah berupa topik yang dapat memperluas wawasan ataupun pengetahuan pembacanya tentang suatu proses. Adapun yang dimaksud dengan proses merupakan suatu urutan dari suatu kejadian atau peristiwa. Paparannya harus berdasarkan fakta ataupun pendapat-pendapat yang benar; bukan hasil imajinasi, rekaan, ataupun sesuatu yang bersifat fiktif. Hal lain yang harus diperhatikan di dalam penulisan teks eksplanasi adalah hubungan antarbagiannya yang berupa peristiwa. Pola hubungan antarperistiwa itu disusun dalam bentuk kronologis ataupun sebab akibat. Bentuknya dinyatakan dengan konjungsi yang digunakannya sebagai berikut.
A. Hubungan kronologis: kemudian, sebelumnya, sesudahnya, lalu, bahkan,
selanjutnya, akhirnya.
B. Hubungan sebab akibat: sebab itu, oleh karena. Untuk menyusun kedua
pola itu, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1. Penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh.
2. Penulis harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya.
3. Penulis menjelaskan setiap urutan itu ke dalam detail-detail yang tegas
sehingga pembaca dapat melihat seluruh proses itu dengan jelas
Adapun langkah-langkah penyususannya adalah sebagai
berikut.
a. Menentukan satu fenomena peristiwa alam atau sosial
budaya Misalnya, peristiwa alam gempa bumi
b. Mendafar topik- topik yang dapat
dikembangkan menjadi teks eksplanasi Contoh:
1) pengertian gempa bumi
2) proses terjadinya gempa bumi
3) akibat gempa bumi
4) penyebab gempa bumi
5) gempa bumi vulkanik dan tektonik
6) waktu terjadinya gempa
7) daerah yang terkena gempa
8) yang harus dilakukan untuk menghadapi gempa
bumi
9) yang harus dilakukan saat terjadinya gempa
c. Menyusun kerangka teks, yakni dengan menomori topik-topik itu sesuai dengan struktur baku dari teks ekspalanasi, yang paragraf-paragrafnya dapat disusun secara kausalitas atau kronologis.
Dalam tahap ini, dapat saja membuat topik yang kita
anggap tidak sesuai atau menggantinya dengan topik yang lain.
Struktur Teks eksplanasi |
Topik-Topik |
1) Identifkasi fenomena |
a) pengertian gempa bumi b) daerah/tempat terjadinya gempa. c) macam gempa bumi |
2) Proses kejadian |
a) proses terjadinya gempa tektonik |
3) Ulasan |
a) simpulan waktu terjadinya gempa |
Adapun pengembangan paragrafnya, kita dapat menyusun
kerangka seperti berikut.
Contoh:
1. pengertian
gempa bumi
2. daerah/tempat
terjadinya gempa.
3. macam
gempa bumi
4. proses
terjadinya gempa tektonik
5. proses
terjadinya gempa vulkanik
6. akibat
gempa
7. simpulan
waktu terjadinya gempa
8. tindakan
persiapan menghadapi gempa
9. tindakan
saat terjadi gempa.
d. Pengumpulan data
Dalam hal ini kita bisa melakukannya dengan membaca
berbagai referensi, melakukan observasi, dan wawancara.
e. Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi teks
eksplanasi yang lengkap dan utuh, dengan memperhatikan struktur bakunya:
identifkasi fenomena, proses kejadian, dan ulasan. Dalam tahap ini kita harus
menjadikan topik-topik itu menjadi kalimat yang jelas. Kita pun dapat saja
membuat kalimat yang fungsinya sebagai pengikat, seperti konjungsi-konjungsi
yang biasa digunakan dalam teks eksplanasi, sehingga kalimat-kalimat itu
terjalin secara lebih kompak dan padu.
Berikut contoh pengembangan paragraf untuk teks eksplanasi.
Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran atau goncangan yang terjadi karena pergerakan lapisan batu bumi yang berasal dari dasar atau bawah permukaan bumi. Peristiwa alam itu sering terjadi di daerah yang berada dekat dengan gunung berapi dan juga di daerah yang dikelilingi lautan luas.
Berdasarkan penyebab terjadinya, gempa bumi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu gempa tektonik dan gempa vulkanik. Gempa tektonik terjadi karena lapisan kerak bumi menjadi genting atau lunak sehingga mengalami pergerakan. Teori “Tektonik Plate” berisi penjelasan bahwa bumi kita ini terdiri atas beberapa lapisan batuan. Sebagian besar daerah lapisan kerak ini akan hanyut dan mengapung di lapisan, seperti halnya salju. Lapisan ini bergerak sangat perlahan sehingga terpecah-pecah dan bertabrakan satu dengan yang lain, itulah sebabnya mengapa gempa bumi terjadi. Sementara itu, gempa bumi vulkanik terjadi karena adanya letusan gunung berapi yang sangat dahsyat. Sehingga tanah di sekitar gunung bergetar bahkan getarannya sampai terasa jauh, hal itu menjadi sebab gempa vulkanik. Gempa vulkanik ini lebih jarang terjadi jika dibandingkan dengan gempa tektonik. Peristiwa gempa bumi yang terjadi begitu cepat dapat menimbulkan dampak yang sangat luar biasa. Getaran gempa bumi sangat kuat dan merambat ke segala arah sehingga dapat menghancurkan bangunan dan menimbulkan korban jiwa.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa gempa dapat terjadi kapan saja, tanpa mengenal musim. Mesikpun demikian, konsentrasi gempa cenderung terjadi di tempat-tempat tertentu saja, seperti pada batas Plat Pasifik. Tempat ini dikenal dengan lingkaran api karena banyaknya gunung berapi. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan oleh individu/masyarakat sebelum terjadi gempa adalah mengetahui jalan yang paling aman untuk meninggalkan rumah jika terjadi gempa. Sedangkan saat terjadi gempa adalah menjauhi jendela kaca, kompor atau peralatan rumah tangga yang mungkin akan jatuh.
f. Menyunting teks eksplanasi yang ditulis teman. Tujuannya untuk
mengoreksi kesalahan-kesalahan yang mungkin ada dalam teks itu, misalnya
berkenaan dengan
1) isi teks,
2) struktur,
3) kaidah kebahasaan, dan
4) ejaan/tanda bacanya.ok
No comments:
Post a Comment